Hai, nama saya Ike Loveni Nur Safitri, salah satu mahasiswa beruntung yang tergabung di Program Khusus Kelas Internasional UIN Salatiga. Saya berasal dari kota yang terkenal dengan cuaca dinginnya dan juga dengan tumbuhan tembakaunya, yap, Kota Temanggung. Saya seorang alumni dari sebuah sekolah kejuruan swasta di Kabupaten Magelang, SMK Syubbanul Wathon tepatnya. Sekarang saya baru saja menyelesaikan studi saya di UIN Salatiga dan melepaskan pula status saya sebagai mahasiswa Program KKI UIN Salatiga.
UIN Salatiga, yang waktu itu masih IAIN Salatiga, bukan menjadi tujuan pertama saya. Program studi yang saya inginkan tidak ada disana. Dari awal memang saya ingin belajar bahasa Inggris, tetapi bukan dalam ranah pendidikan karena saya tidak memiliki pandangan menjadi seorang guru. Sebelum mendaftar SPAN-PTKIN di IAIN Salatiga waktu itu, sebenarnya saya sudah mendaftar ke salah satu Universitas swasta dan sudah diterima di program studi Sastra Inggris. Saya sudah senang saat itu, tetapi orang tua yang tidak mengizinkan dan mengharuskan saya melanjutkan ke IAIN Salatiga membuat saya agak sedih dan bingung. Saya bingung harus mengambil program studi apa jika saya harus berkuliah di IAIN Salatiga waktu itu.
Di tengah kebingungan itu, ada seorang mahasiswa akhir yang sedang melakukan penelitian di tempat saya bersekolah. Beliau adalah salah satu alumni sekolah kejuruan tempat saya belajar saat itu dan juga seorang mahasiswa IAIN Salatiga. Beliau bercerita tentang program KKI saat itu, cerita beliau mampu menarikhati saya untuk juga masuk ke dalam program itu. Sejak saat itu saya memutuskan untuk ingin juga seperti beliau, menjadi salah satu mahasiswa Program KKI IAIN Salatiga.
Ada cerita lucu sebelum saya memutuskan untuk memilih program studi, saat bercerita tentang program itu kepada ibu saya, saya bilang bahwa saya setuju masuk ke IAIN Salatiga tapi saya maunya masuk ke KKI, jika saya tidak masuk KKI saya tidak mau masuk kesana haha…Tapi ternyata setelah ibu saya mencari tahu tentang KKI ke salah satu saudara yang juga mahasiswa di IAIN Salatiga, ternyata jika ingin masuk program KKI itu harus sudah menjadi mahasiswa program studi TBI, PBA, atau PAI terlebih dahulu haha… Akhirnya karena saya ingin sekali masuk KKI dan juga ingin belajar bahasa Inggris, karena itulah saya memutuskan untuk memilih program studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) meskipun saya tidak tertarik ke dalam dunia pendidikan.
Saat ada pendaftaran KKI waktu PBAK, saya tanpa ragu untuk mengisinya, karena memang saya sudah bertekad masuk program KKI itu. Saat melihat jumlah pendaftar waktu itu saya agak ragu bisa masuk karena ada 100 orang lebih yang mendaftar, padahal kuota waktu itu hanya 20 orang. Dari 100 orang lebih itu tersisa 60 orang yang lolos tahap wawancara, setelah wawancara saya pesimis lolos, tetapi alhamdulillah Allah mengizinkan saya merasakan menjadi mahasiswa Program KKI seperti yang sudah saya harapkan. Walaupun sempat tidak ingin mengambil kesempatan itu awalnya karena harus keluar dari pondok pesantren, saya bersyukur karena ternyata saya mengambil keputusan yang tepat.
Bisa dibilang saya bisa bertahan di UIN Salatiga karena KKI, mungkin jika tidak karena KKI, saya tidak akan pernah mau masuk ke IAIN Salatiga apalagi ke ranah pendidikan yang tidak pernah terlintas di pikiran saya. Saya belajar banyak di Program KKI yang sangat beda dengan regular, dari SKS malaikat, kegiatan-kegiatan yang beragam, wawasan tingkat internasional, pokoknya tidak sia-sia masuk ke program ini. Nyeselnya dikit sih karena saya seangkatan tidak jadi pergi ke luar negeri karena masih pandemi, padahal itu salah satu mimpi besar saya juga masuk KKI, tapi ya sudahlah itu di luar kontrol bukan?
Di KKI, saya baru sadar bahwa mahasiswa-mahasiswi KKI ternyata termasuk yang sering pertama kali mendapat informasi kegiatan-kegiatan atau beasiswa dalam dan luar negeri yang mana itu merupakan satu dari sekian keuntungan menjadi mahasiswa Program KKI. Di KKI saya bisa merasakan pertukaran pelajar mancanegara dan mendapatkan pengalaman belajar bersama dengan mahasiswa JNU India tentang BIPA (walaupun online). Pengetahuan lebih banyak, kegiatan lebih beragam, kesempatan lebih luas, tapi bayarnya tidak nambah, terlalu worth it ini mah.
Menjadi mahasiswa KKI itu sudah pasti menambah ekspektasi para dosen bahwa mahasiswa KKI itu harus lebih dari mahasiswa regular dari hal apapun, dan saya sendiri juga merasakan ketika mengerjakan skripsi. Awalnya saya berpikir mahasiswa KKI pasti akan dipersulit karena title KKI itu, walaupun memang benar dikasih level yang agak lebih tinggi sedikit, tapi ternyata malah seru karena challenging aja gitu haha…
Bisa selesai 4 tahun tepat dengan juga menjadi anak KKI merupakan suatu pencapaian yang sangat saya syukuri. Mungkin banyak yang berpikir bahwa itu biasa saja, tapi tidak apa, karena yang tahu jungkir balik, nyungsep,dan ndlosornya saya agar bisa sampai titik ini cuma saya dan Allah SWT. sajahehe.
Bisa lulus tepat waktu saja saya sudah bersyukur, malah dikasih lebih juga oleh Allah SWT. bisa menjadi Wisudawan Terbaik Program Studi Tadris Bahasa Inggris pada wisuda periode 3 UIN Salatiga masyaallah alhamdulillah. Jika bukan karena KKI yang membuat saya mau masuk ke UIN Salatiga dan bertahan selama 4 tahun ini, mungkin saya tidak akan pernah merasakan apa yang saya capai saat ini. Masyaallah alhamdulillah terimakasih kepada semua pihak Program Khusus KelasInternasional UIN Salatiga, dosen-dosen, kakak-kakak alumni, adek-adek, dan rekan-rekan KKI 2019 juga khususnya. ICP, we are one!.
Ike Loveni Nur Safitri, S.Pd.
Program KKI UIN Salatiga Angkatan 2019
Program Studi Tadris Bahasa Inggris
“Strive for Progress, not Perfection”
- Wisudawan berprestasi akademik program studi Tadris Bahasa Inggris wisuda 3 UIN Salatiga 2023
- Wisudawan berprestasi non-akademik wisuda 3 UIN Salatiga 2023
- Awardee student exchange E-mobility program, University Malaysia Sabah 2022/2023
- Naskah terbaik sayembara menulis cerpen tema corona oleh Bening Media Publishing 2020 (Publikasi antologi cerpen: Jalan Kecil di Desa)