FTIK UIN Salatiga Pelopori COIL Project 2025, Membangun Jejaring Akademik Global

SALATIGA – Internasionalisasi pendidikan dalam era kontemporer merupakan keniscayaan yang mengandaikan adanya keterbukaan dan kolaborasi lintas bangsa. Menjawab tantangan zaman, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Salatiga bergerak aktif menjadi pelopor pelaksanaan Collaborative Online International Learning (COIL) Project 2025.

Pelaksanaan COIL Project ini merupakan bentuk kerja sama akademik antara UIN Salatiga dan Universiti Malaysia Sabah (UMS), yang berlangsung selama lima minggu sejak 22 April hingga 23 Mei 2025. Melalui proyek ini, mahasiswa dari kedua institusi bersinergi dalam ruang pembelajaran virtual berbasis teknologi, menggabungkan interaksi synchronous melalui ZOOM dan aktivitas reflektif asynchronous di Padlet.

Pada tahap awal ini, COIL Project diterapkan pada dua mata kuliah, yaitu Information Communication and Technology in Education untuk semester 6 dan Syntax untuk semester 4. Setiap kelas diikuti oleh sekitar 90 mahasiswa, memperluas horizon intelektual mereka melalui pembelajaran lintas budaya yang berbasis pada keberagaman perspektif.

 

"Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam transformasi pembelajaran berbasis teknologi sekaligus menegaskan peran mahasiswa FTIK dalam mengembangkan kompetensi global," ujar Wakil Dekan II FTIK, Dr. Nurwanto, M.Hum. Menurutnya, COIL Project menjadi instrumen strategis untuk mempercepat adaptasi akademik terhadap realitas pendidikan internasional.

 

Sinkronisasi jadwal antara pelaksanaan COIL dan perkuliahan reguler sempat menjadi tantangan dinamis. Beberapa mata kuliah seperti Introduction to Classroom Discourse Analysis, Morpho Syntax, Psycholinguistics, English for Specific Purposes, dan Quantitative Research harus mengalami penyesuaian agar agenda internasional ini dapat berjalan efektif. Ketangguhan para dosen dalam beradaptasi menjadi landasan keberhasilan integrasi kegiatan ini.

Dalam pelaksanaan COIL Project 2025 ini, dosen-dosen yang berpartisipasi adalah Rr. Dewi Wahyu Mustikasari, S.S., M.Pd., Ph.D. dan Dr. Faizal Risdianto dari UIN Salatiga, bersama Assoc. Professor Dr. Wardatul Akmam Din, Dr. Ting Pick Dew, dan Dr. Noraini binti Said dari Universiti Malaysia Sabah. Kelima akademisi ini mengambil peran sebagai fasilitator dialog ilmiah, pemantik jejaring pengetahuan, serta pembimbing dalam interaksi lintas budaya yang menghidupkan ruang akademik digital.

 

Rr. Dewi Wahyu Mustikasari, Ph.D., mengungkapkan, "Kolaborasi ini membentuk generasi pembelajar dengan kepekaan global, daya adaptasi lintas budaya, serta ketangguhan berpikir kritis yang diperlukan untuk menjawab tantangan peradaban."

 

Dr. Faizal Risdianto, salah satu dosen pengampu, turut menegaskan bahwa COIL Project menghadirkan ruang reflektif di mana mahasiswa tidak sekadar bertukar informasi, melainkan membangun relasi epistemik lintas negara. "Melalui pengalaman ini, mereka membentuk jalinan makna yang memperkaya perjalanan akademik dan profesional di masa depan," ujarnya.

 

Sebagai bagian dari kesiapan pelaksanaan, orientasi pembekalan mahasiswa telah dilakukan pada Senin, 21 April 2025 via ZOOM. Sesi tersebut tidak hanya membekali aspek teknis penggunaan teknologi daring, namun lebih jauh menanamkan etos kolaborasi, penghargaan atas keragaman budaya, serta tanggung jawab etik dalam komunikasi ilmiah global.

 

COIL Project 2025 menandai sebuah lompatan paradigmatik dalam ekspansi horizon akademik UIN Salatiga. FTIK menjejakkan fondasi kokoh sebagai pionir inovasi pembelajaran global berbasis digital, sekaligus mengukir kontribusi nyata dalam pembangunan komunitas ilmiah lintas batas.

 

Dengan kesadaran filosofis bahwa ilmu adalah jembatan bagi perjumpaan antarperadaban, COIL Project ini diharapkan menjadi inspirasi dan praksis pembelajaran transnasional yang membumi di lingkungan FTIK UIN Salatiga.

Berita Lainnya

Hubungi kami di : 085888092982

Kirim email ke kamitarbiyah@uinsalatiga.ac.id

KIRIM PESAN
HUMAS DUMAS FTIK
Ada yang bisa kami bantu?