Salatiga14 Juni 2024 – Generasi Z dan Bahasa Arab mungkin tampak seperti dua entitas yang sulit disatukan, namun dalam sebuah diskusi inspiratif, Fachrudin Aziz, Lc., MSI., Dosen Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, berhasil membedah korelasi mendalam keduanya. Acara ini menyoroti “Peran Gen Z Untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045 Melalui Bahasa Arab”, sebuah tema yang relevan dengan cita-cita bangsa menyiapkan generasi muda berkualitas, kompeten, dan berdaya saing tinggi.
Memahami Generasi Z: Tantangan dan Peluang di Era Digital
Fachrudin Aziz memulai paparannya dengan meluruskan miskonsepsi tentang Generasi Z, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. “Tidak sedikit orang yang salah mengartikan dan memahami apa itu Gen Z. Dan tidak lain tidak bukan, Gen Z itu adalah kita semua,” tegasnya.
Ia mengakui bahwa Gen Z kerap diidentikkan dengan sifat serba instan, melek digital, dan cenderung pasif. Namun, bagi Fachrudin Aziz, hal tersebut justru merupakan tantangan yang harus dihadapi Gen Z. “Berbekal kemajuan teknologi dan rasa optimisme, Gen Z harus mampu mengembangkan peluang,” imbuhnya, menekankan bahwa kemampuan adaptasi dan inovasi digital adalah modal utama Gen Z dalam menghadapi masa depan.
Fachrudin Aziz menutup materinya dengan pesan penuh semangat kepada para “pejuang Bahasa Arab”. “Meskipun bahasa Arab adalah bahasa yang sulit, tidak ada kata menyerah untuk belajar Bahasa Arab. Tetap semangat! Kita bisa dan hebat dengan Bahasa Arab,” serunya. Ia mengajak Gen Z untuk tidak menunggu peluang datang, melainkan aktif mencari dan mengembangkannya. Dengan optimisme dan peningkatan kualitas diri yang berkelanjutan, Gen Z diharapkan dapat mewujudkan gagasan Indonesia Emas 2045 melalui penguasaan Bahasa Arab.


