Assalamu’alaikum, nama saya Masita Amalia. Saya alumni mahasiswa KKI angkatan pertama tahun 2010. Sebagai angkatan pertama program Khusus International tentunya tidak mudah. Semua ekspektasi yang tinggi dihadapan semua orang orang pastinya. Tapi Alhamdulillah maju terus pantang mundur. Melalui program KKI inilah kami mahasiswa angkatan pertama diuji nyali untuk pertama kalinya Kuliah Kerja Nyata di luar negeri. Saya dan satu teman sekelas diberangkatkan ke SIS (Sekolah Indonesia Singapura). Di Singapura kami belajar banyak hal yang terutama adalah bagaimana kepercayaan diri kita itu menentukan kesuksesan. Sebelum berangkat ke Singapura, saya dan salah satu adik kelas angkatan 2011 berangkat ke Hongkong dalam rangka ASEAN Youth Summit Exchange Program 2013. Meskipun sudah bekali-kali naik pesawat saya masih punya anxiety atau phobia terbang. Semoga teman-teman pembaca tidak seperti saya ya hehe.
Akhirnya, setelah lulus kuliah, kehidupan membawa saya untuk terbang ke Australia di bagian barat, Perth. Saya di sini hidup bersama sumi dan anak-anak saya. Meskipun kesibukan sekarang lebih banyak sebagai ibu rumah tangga, yang pasti pengalaman belajar yang didapat dari KKI tidak pernah hilang dong. Ya setiap hari harus berinteraksi dengan orang lain menggunakan Bahasa Inggris tentunya. Hidup di sini jauh berbeda dengan hidup di tanah air. Jika di kampung halaman kita punya banyak support dari keluarga, di sini saya dan perantau lainnya harus hidup mandiri. Apalagi saya yang setiap harinya menjadi ibu rumah tangga dan bekerja sebagai Mall Patrol di salah satu shopping centre pastinya jadwal padat merayap.
Di Perth sini jika kita ingin menyewa baby sitter untuk anak-anak harganya sangat tinggi dibanding harga baby sitter yang dibandrol di Indonesia. Rata-rata semua pekerja di Perth sini memiliki gaji minimal 20$ AUD atau setara dengan Rp. 200.000,00 per jamnya. Itu hanya minimum wage ya teman-teman. Semakin berat dan semakin tinggi profesinya maka gaji yang didapat pun akan semakin tinggi. Maka dari itu, setiap hari dari pagi sampai malam saya mengerjakan semua homeworks ibu rumah tangga dan bekerja dalam waktu yang sama. Saya berngkat kerja ketika anak-anak berangkat sekolah. Suami saya bekerja sebagai Civil and Structural engineer di Newman mining site atau biasa disebut orang sini sebagai Fly In dan Fly Out workers. Jadi pekerjaan suami saya yaitu mengharuskan terbang ke site selama 8 hari lalu 6 hari setelahnya libur dan baru bisa pulang kerumah. Jadi jika ada teman-teman yang visit Perth, jangan lupa kontak saya ya, saya dan keluarga siap welcoming teman-teman semua dengan hangat.
Di paragraf ini saya akan menceritakan sedikit banyaknya tentang pengalaman kehidupan saya di Australia Barat tepatnya di kota Perth. Dimanapun kita berada pasti ada plus dan minus nya ya. Menurut saya pribadi, untuk masalah perekonomian, kesehatan, pendidikan dan keamanan tentunya di Australia lebih bagus. Tetapi untuk masalah social, landscaping dan wellbeing tentunya di Indonesia nomor satu. Di sekolah-sekolah Australia tidak ada perbedaan diantara siswa-siswa nya. Mau anaknya orang kaya ataupun orang menengah kebawah semua diperlakukan sama. Dan semua pendidik tidak membedakan apakah siswanya itu lebih pintar atau tidak daripad yang lain. Satu-satunya perbedaan adalah sekolah public dan privat. Di sekolahan privat, orang tua siswa bisa mendapatkan ekstrakulikuler pendidikan keagama untuk anak-anak mereka karena para orang tua diharuskan untuk membayar mahal sekitar 20 juta Rupiah pertahun nya.
Jika di public, maka sekolah gratis untuk semua siswa penduduk Australia. Semua sistem perekonomin di Australia itu transparan. Jadi semakin banyak gaji yang kita peroleh maka semakin banyak pajak yang harus kita bayar ke permerintah. Nah uang pajak inilah yang nantinya digunakan pemerintah untuk mensupport orang-orang yang membutuhkan. Yaitu seperti orang berkebutuhan khusus/disable, untuk single parent/orang tua tunggal, untuk penduduk yang sedang mencari pekerjaan/jobseeker, untuk mahasiswa yang membutuhkan uang studi/student loan, untuk pensioner/orang yang sudah pensiun, untuk orang tua yang tidak bisa bekerja karena sedang menjaga anaknya yang berumur dibawah 6 tahun, untuk masayarakat yang terkena musibah dan untuk keluarga yang berpenghasilan rendah/low income earner.
Sistemnya memang benar-benar bagus ya teman-teman. Untuk hal penduduk di Australia banyak orang-orang yang sangat baik hati tetapi ada pula yang rasis/racist dan Islamophobic. Jadi jika orang Indonesia itu terkenal sopan santun nya, maka terkadang di sini banyak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak baik. Maka saran saya , jika suatu saaat teman-teman mengunjungi Australia dan ada orang yang Islamophobic maka jangan takut ya teman-teman untuk membela diri atau stand on your ground (jangan takut membela kepercayaan kita).
Nah, sekarang saatnya saya cerita untuk para guru yang mendidik siswanya di sini. Mereka lebih menggunakan gentle teaching method. Saya masih ingat waktu kecil pernah dijewer sama Bu Guru SD saya karena melakukan sesuatu yang nakal. Jika di sini mereka menggunakan metode TIME OUT atau NAUGHTY CORNER. Time out itu memisahkan siswa yang nakal dari siswa-siswa yang lainnya untuk intropeksi diri. Jadi siswa yang nakal tidak boleh ikut bermain saat istirahat dengan siswa lainnya supaya kapok. Dan naughty corner itu siswa nakal harus duduk di atas kursi pojokan atau berdiri di pojokan dalam kelas dan tidak boleh beranjak pergi sebelum waktu yang ditentukan oleh gurunya. Banyak anak-anak kecil yang lari jika didudukkan diatas naughty corner, tetapi sang guru tidak boleh capek untuk mendudukkan siswa tersebut lagi dan lagi diatas naughty corner sampai si anak sadar apa yang dia perbuat itu salah. Jadi tidak perlu dijewer atau marah-marah ya teman-teman.
Untuk lowongan pekerjaan di Australia Barat ini sangatlah banyak, jadi banyak sekali penduduk Indonesia yang bekerja di Australia Barat bahkan mahasiswa Indonesia yang studi disini pun bisa bekerja sambilan. Yang saya sangat kagumi, di setiap daerah/suburb dibangun playground atau park untuk masyarakat sekitar supaya bisa refreshing gratis setiap hari tentunya. Tetapi kebanyakan masyarakat disini sangat sibuk dengan pekerjaan mereka apalagi yang masih single atau couple.
Jika sudah berkeluarga pastinya, refreshing untuk anak-anak harus tetap diadakan sesering mungkin. Untuk hal kuliner, banyak restaurant dan shop Indonesia yang menjual makanan dan produk Indonesia. Tetapi jika ingin berhemat maka harus memasak sendiri ya, dikarenakan satu porsi makanan Indonesia sini rata-rata harus mengeluarkan uang sebanyak 150 ribu Rupiah. Jadi sebisa mungkin masak sendiri saja ya, heheh. Sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan nih teman-teman, tapi mohon maklum dikarenakan jadwal saya yang sangat padat merayap maka tidak banyak yang dapat saya sampaikan. Jika ada teman-teman yang ingin bertanya-tanya bisa inbox di messenger Facebook saya atas nama Masita Amalia.
Long story short, meski background saya adalah penddidikan Bahasa Inggris, tapi untuk masa depan, saya ingin mencoba lapangan yang berbeda teman-teman. Karena di Perth sini tidak ada batasan usia untuk belajar, saya mempunyai goal akan mengambil studi sebagai pharmachist assistant di tahun yang akan datang. Menurut impresi saya, kegiatan belajar di KKI dulu membuat saya semakin percaya diri di manapun saya berada. Belajar di KKI dari tahun 2010-2015 membuat saya bangga karena sekarang saya bisa berinteraksi dengan penduduk sekitar Perth dengan menggunakan Bahasa Inggris yang lancar.
Untuk tips dan trick nya bagi adik-adik KKI semua yang masih menempuh tahun belajar, jangan berhenti putus asa ya. Selalu terus berusaha dan terus mencoba sesuatu yang baru dalam hidup. Jika suatu saat teman-teman semua sudah sukses, maka jangan pernah pelit kepada orang tua kita ya. Karena orang tua kita adalah pintu rezeki utama kita di dunia ini. Dan tentunya jangan lupa selalu bahagia. Jangan pernah bosan menjadi orang baik, karena apa yang kita dapat hari ini adalah cerminan kita di masa lalu. Salam sehat, kompak dan bahagia semuanya. Cheers
Masita Amalia, S.Pd.
Program KKI IAIN Salatiga Angkatan 2010
Jurusan Tadris Bahasa Inggris
“Salah atau Benar, Gagal atau Sukses Tak Masalah Asalkan Terus Mencoba”
- Peserta ASEAN Youth Summit Exchange Program Hongkong 2013
- PPL Program Khusus Kelas Internasional di Singapura tahun 2013
- Art Class (Saman Dance) instructor in The Intensive Courses of Indonesian Language and Culture at Satya Wacana Christian University 2012