Penyakit Bukan Penghalang untuk Bangkit

Hai, perkenalkan namaku Fajar Purwaningsih tapi lebih akrab disapa Fafa. Aku lahir dan besar di sebuah desa di Tengaran, Kab. Semarang. Semenjak SMP, aku mengenyam pendidikan di Kota Salatiga. Kemudian melanjutkan pendidikanku di IAIN Salatiga. Saat ini aku mengajar di MA Al Azhar Andong, dan sebelumnya mengajar di MAN 2 Kudus semenjak lulus kuliah.

Dan inilah ceritaku

Semua kisah ini berawal dari sebuah penyakit yang aku derita semenjak SMP. Aku mengalami penyumbatan otak dan terinfeksi toxoplasma, yang sering membuatku pingsan dan tidak sadarkan diri selama 7 hingga 10 jam. Benar-benar menghabiskan akal semua yang menungguku bangun. Aku menjalani pengobatan dari aku kelas 3 SMP hingga aku bekerja. Aku minum obat setiap hari selama lebih dari 5 tahun lamanya.

Perjalanan penyakit terparah ku alami saat SMA. Aku lumpuh dan tidak bisa melakukan apapun. Padahal saat itu aku sedang semangat belajar di SMA yang cukup favorit di Salatiga, yakni SMAN 3 Salatiga. Aku pernah 3 bulan tidak masuk sekolah karena aku dirawat di RS dan dirujuk ke Rumah Sakit besar di Solo. Sedihnya aku divonis stroke diusia 17 tahun. Runtuh duniaku. Tapi aku tidak peduli, yang aku tahu, aku berusaha menggerakkan kakiku dan kembali sekolah. Meski dengan keadaan demikian, aku tetap mau sekolah dan ikut serta dalam seleksi SNMPTN. Alhamdulillah, dengan kuasa Allah dan doa orang-orang, aku lolos SNMPTN di sebuah kampus negeri di Solo dan aku lolos di program studi Pendidikan Bahasa Inggris.

Namun lagi dan lagi, semua mimpi yang aku gapai dengan susah payah harus patah begitu saja dikarenakan sakitku. Aku benar-benar tidak diizinkan melanjutkan kuliah di sana karena kondisi sakitku. Alhasil, aku harus mencabut berkas dan juga mengirim rekam medisku ke kampus itu agar SMA ku tidak terkena blacklist.

/*! elementor – v3.14.0 – 26-06-2023 */
.elementor-widget-image{text-align:center}.elementor-widget-image a{display:inline-block}.elementor-widget-image a img[src$=”.svg”]{width:48px}.elementor-widget-image img{vertical-align:middle;display:inline-block}

Akhirnya, aku diminta untuk melanjutkan kuliah di IAIN Salatiga. Kampus yang sejak dulu aku pandang sebelah mata. Aku beberapa kali mengisi acara dan juga ikut lomba menyanyi di IAIN Salatiga pada saat aku SMA. Bahkan, aku ikut mengisi acara peresmian pergantian antara STAIN ke IAIN. Mungkin Allah sudah menunjukkan jalan ini lama, tapi aku yang belum bisa ikhlas menerimanya.

Setelah masuk di IAIN Salatiga, aku mengambil jurusan Tadris Bahasa Inggris. Aku hanya mahasiswa yang kuliah pulang sampai akhirnya ada pengumuman bahwa akan ada seleksi masuk Program Khusus Kelas Internasional. Aku bersama teman-teman kelasku, mengikuti seleksi tersebut dan Alhamdulillah atas izin Allah aku lolos seleksi.

Kami mengikuti pembekalan dan dijelaskan tentang apa saja yang akan kami dapatkan di KKI. Mulai hari itu pandanganku terhadap IAIN Salatiga berubah total. Ternyata di manapun kita belajar, jika kita bersungguh sungguh, pasti hasilnya akan maksimal.

Sebagai mahasiswa KKI, tentunya kami memiliki kelebihan tidak hanya mempelajari mata kuliah jurusan kami saja, tetapi juga jurusan lain, seperti Bahasa Arab, dan mata kuliah jurusan PAI. Selain itu, kami juga diajarkan berbagai budaya dan juga tradisi jawa yang sangat bermanfaat.

Berbekal ilmu kebahasaan dan juga kebudayaan yang aku dapatkan di KKI, aku memberanikan diri mengikuti ajang pemilihan Duta Bahasa Jawa Tengah tahun 2017. Awalnya aku mengikuti kegiatan ini hanya karena aku sedang patah hati pada lelaki yang kini menjadi suamiku. Aku bersikeras membuktikan bahwa aku hebat, aku ingin membuktikan kalau aku bisa berbeda dengan mahasiswa lain. Tapi ternyata, situasi saat audisi membuatku berkecil hati. Mereka datang dari kampus kampus ternama di Indonesia, dan mereka bahkan tidak tau di mana IAIN Salatiga.

Saat itu hanya ada dua pilihan, yakni menyerah atau membuktikan. Aku memilih membuktikan, bahwa kampus yang mereka tidak ketahuipun bisa bersaing dengan kampus lain. Alhamdulillah Allah begitu baik, setelah melewati uji kemahiran berbahasa Indonesia, wawancara Bahasa asing, Bahasa Jawa dan juga unjuk bakat, aku dinyatakan lolos ke Grand Final. Sungguh pengalaman yang luar biasa, bermodalkan ilmu dari KKI, aku bisa ikut karantina Duta Bahasa dan mendapat pengalaman bersama orang-orang hebat.

Semenjak dinobatkan menjadi Duta Bahasa Jawa Tengah, aku lebih dikenal oleh kalangan dosen dan juga teman-temanku. Berawal dari situlah aku mulai berani mengikuti lomba-lomba lain. Pada tahun yang sama, aku juga dinobatkan sebagai Juara 1 Duta IAIN Salatiga, yang mana ajang ini benar-benar membuatku merasa bersyukur kuliah di IAIN Salatiga, terlebih lagi di Program Khusus Kelas Internasional.

Selama menjabat sebagai Duta IAIN Salatiga, aku bertemu dan menyabut banyak sekali tamu-tamu penting. Apalagi hobiku bernyanyi, membuatku semakin sering diajak mengisi acara dan kegiatan kampus. Tak jarang, aku juga diminta untuk mengisi seminar baik offline maupun online.

Tahun 2018, di mana aku mulai menginjak semester akhir, aku kembali mengikuti ajang pemilihan Duta Wisata Kota Salatiga. Alhamdulillah setelah karantina berhari-hari, aku dinobatkan menjadi Juara 2 Duta Wisata Kota Salatiga sekaligus Mbak Photogenic Salatiga 2018.

Kurasa itulah modal awal yang aku punya untuk bisa menggapai mimpiku yang lebih tinggi. Dan benar saja, aku bisa lulus tepat waktu dan mengisi pidato 3 bahasa mewakili mahasiswa yang diwisuda. Aku juga dinobatkan sebagai Wisudawan berprestasi nonakademik berkat lomba-lomba yang aku ikuti. Semua yang aku dapatkan , tak lepas dari doa dan dukungan orang tua, dosen, teman-teman serta orang-orang terdekatku.

Program KKI kurasa menjadi tempat terindah dalam menimba ilmu. Di Program KKI lah aku bertemu dengan jodoh yang kini menemaniku mengurus anak kami, dan juga kami mengajar di tempat yang sama sambil mengurus usaha bersama.

Jangan pernah takut bermimpi. Seperti dalam buku yang aku tulis bersama teman-teman, Nothing Impossible because “I’M POSSIBLE”.

Jadilah mahasiswa yang berbeda, berpestasi bisa dimulai dengan coba-coba. Dengan prestasi, kita bisa menunjukkan bakti. Terimakasih sudah membaca sepenggal kisahku selama di KKI.

Fajar Purwaningsih, S.Pd.
Program KKI IAIN Salatiga Angkatan 2015
Jurusan Tadris Bahasa Inggris
“You never know how strong you are, until being strong is the only choice you have” 

  • Duta Bahasa Jawa Tengah 2017
  • Juara 1 Mbak Duta IAIN Salatiga 2017
  • Juara 2 Mbak Duta Wisata Kota Salatiga 2018
  • Juara Photogenic Mbak Duta Wisata Kota Salatiga 2018
  • Ketua Paguyuban Duta IAIN Salatiga.
  • Featured on Pendis Kemenag Jateng
  • Featured on IAIN Salatiga official Instagram account, brochures, calendar, and banners 2017-2018.
  • Peraih silver medals dalam Satya Dharma Gita National Choir Festival 2017.
  • Wisudawan berprestasi non akademik 2019.

https://www.youtube.com/watch?v=jFT2SXQpNQU