Pengalamanku menjadi mahasiswa program khusus kelas internasional atau KKI IAIN Salatiga sangat lah amazing. Aku bisa belajar materi PAI dari perspektif global. Misalnya, matkul PAI pada kelas reguler adalah Islam di Indonesia, di KKI jadi Islam di Asia Tenggara. Bukan hanya materinya yang lebih luas, tetapi sumber bacaannya juga harus dari buku tulisan para ahli dari luar negeri yang berbasa asing; Arab/Inggris. Di situ lah kemampuan berbahasa internasional mahasiswa KKI ditantang.
Selain itu, dalam tradisi KKI ada pertunjukan seni dan bahasa wayang wong yang biasanya digelar satu tahun sekali, biasa disebut ALE “Art and Language Exhibition”. Dalam penampilan tersebut, kita harus membawakan kisah legenda dalam dunia pewayangan dengan memakai dwi bahasa; Arab-Inggris. Hal ini melatihku agar go international dengan aksi lokal.
Atmosfer KKI yang didisain secara global membuatku termotivasi agar bisa berkiprah bukan hanya di tingkat kampus atau nasional saja, tapi aku juga berjuang agar bisa berpartisipasi dalam acara-acara internasional. Dan ternyata, dengan modal tekad dan semangat, saya bisa.
Pada tahun 2015 aku lolos menjadi peserta dalam acara International Symposium on Religious Literature and Heritage (ISLAGE) yang diselenggarakan oleh Kemenag RI di Jakarta. Untuk lolos acara tersebut, semua calon peserta harus membuat makalah ilmiah dengan mengirim abstrak terlebih dahulu. Jujur, saat itu aku tidak tahu bagaimana membuat abstrak. Aku coba cari tahu dari internet, aku baca, aku pahami, lalu aku mencoba membuatnya, dan ternyata abstraku diterima untuk kemudian dibuat makalah lengkapnya. Kemampuan yang tidak dibarengi dengan kemauan mencoba tidak akan pernah menghasilkan apa-apa. Kemampuan bahasa Inggris aku ada, kemampuan menulis, tentu semua mahasiswa punya, namun jika kedua skill tersebut tidak saya pakai untuk membuat sebuah karya, mungkin aku tidak akan pernah bisa membuat makalah ilmiah dalam bahasa Inggris untuk diikutkan dalam kegiatan akademik internasional seperti itu. Hal ini ternyata membuatku candu. Dengan spirit terus belajar, satu bulan setelah menjadi peserta ISLAGE, makalahku lolos untuk dipresentasikan dalam acara International Conference; Islam in Southeast Asia: Promoting Moderate Understanding of Islam di UIN Jakarta. Dan, pada tahun berikutnya, 2016, aku menerima undangan presentasi makalah dalam acara International Conference: Borneo Undergraduate Academic Forum di IAIN Pontianak. Itu adalah kali keduanya saya presentasi makalah dalam acara konferernsi internasional.
Selain belajar menulis makalah, esai, cerpen dan sebagainya, saya menggunakan waktu luangku dengan bergabung kedalam organisasi Gerakan Kerelawanan Internasional “GREAT” Indonesia. Saya tidak banyak ikut UKM. Saya memilih satu atau dua organisasi saja tapi serius, dari pada ikut banyak tapi tidak fokus. Di GREAT Indonesia aku belajar menjadi orang yang ringan tangan untuk membantu sesama, membuang sampah pada tempatnya, belajar lebih peka terhadap isu lingkunagn dan sosial, dan banyak hal baik dan sederhana lain yang kami lakukan dengan sukarela. Bagi saya, GREAT mengajarkan saya bahwa kegiatan kerelawanan itu sepele, tapi relanya tak ternilai.
Aku hanya berdoa dan yakin bahwa suatu hari nanti, pengalamanku dalam berkecimpung di seminar/ konferensi internasioal dan juga dalam organisasi relawan internasional akan membawaku meraih mimpi yang lebih besar lagi, akan membawaku pergi ke laur negeri. Dan, alhamdulllah, doa itu terkabul. Pada tahun 2015 aku lolos seleksi Student Mobility Program yang diadakan oleh Diktis, Kemenag RI. Lebih dari 4000an mahasiswa PTKI dari seluruh Indonesia yang melamar, diambil 58 saja. Rejeki saya adalah belajar pengalaman akademik luar negeri dan pelatihan kepemimpinan di Deakin University, Melbourne, Australia 2016. Selain itu, pada tahun 2017 saya juga lolos mengikuti pertukaran relawan dalam acara training isu gender dan pendidikan non formal beasiswa Erasmus + melalui GREAT Indonesia di Vietnam, 2017. Beberapa pencapaian ini lah yang membuatku menjadi salah satu wisudawan berprestasi non akademik dalam bidang pertukaran mahasiswa dan relawan dalam acara wisuda IAIN Salatiga 25 November 2017.
Sampai saat ini, saya masih aktif belajar di GREAT Indonesia. Dan alhamdulillah, saya kembali menjadi representasi relawan dalam kegiatan training internasional Erasmus+ di Italia, Eropa 2018 dan di Uganda, Afrika 2019. Pengalaman pelatihan metode pendidikan non formal yang saya dapat dari training-training Erasmus+ tersebut sangat lah berguna bagi saya dalam dunia kerja profesional yang sekarang saya jalani, yaitu mengajar di SMP dan Pesantren Bumi Cendekia, sebuah sekolah yang memadukan kurikulum pesantren, kurikulum nasional, dan kurikulum internasional (Cambridge, STEM, Lego Education) di Yogyakarta. Pesan saya buat KKI adalah, cukup dua saja. Yang petama: modali mahasiswa KKI dengan kemampuan menulis akademik yang baik, dan bekali mereka dengan TOEFL ITP &/ TOAFL sebelum lulus dengan skor minimal 500 (for sure IELTS is much better. Band 6.5 will be very wow-semangatz). Dan buat pengelola KKI IAIN Salatiga, mohon kedepan bisa menjalin kerjasama dengan kampus luar negeri agar para mahasiswa KKI bisa langsung cuss lanjut studi S2 ABROAD dengan BEASISWA. Tentu hal ini menuntut upaya sangat keras, namun saya melihat ada potensi KKI IAIN Salatiga BISA MEWUJUDKANNYA! Aamiin.
Muhammat Sabar Prihatin, S.Pd.
Program KKI IAIN Salatiga Angkatan 2013
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Spread kindness and happiness around the world
- Awardee Beasiswa S2 Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS) UGM 2020
- Pemateri Seminar Nasional di IAIN Curup 2019
- Pemateri Seminar Nasional di IAIN Tulung Agung 2018
- Representasi Relawan GREAT Indonesia dalam Internasional Training on Youth Development Capacity funded by Erasmus+ Program di Vietnam 2017, Italia 2018, dan Uganda 2019
- Wisudawan Berprestasi Non-Akademik bidang Pertukaran Mahasiswa dan Relawan dalam Wisuda IAIN Salatiga 25 November 2017
- Delegasi Nasional dalam Student Mobility Program di Deakin University, Melbourne Australia 2016
- Presenter dalam Internasional Conference of Borneo Undergraduate Academic Forum di IAIN Pontianak 2016
- Presenter dalam Internasional Conference on Islam in Southeast Asia di UIN Jakarta 2015
- Duta Mahasiswa IAIN Salatiga 2014-2017