Hai, Saya Yiina atau akrab dipanggil “Dama”, anak pertama dari empat bersaudara. mahasiswi KKI yang sedang berjuang menuntaskan tugas akhir kuliah jenjang strata satu jurusan Tadris Bahasa Inggris. Lulusan sebuah pondok di plosok kabupaten Bogor, Jawa Barat, Al-Ashriyyah Nurul Iman. Saya dibesarkan dari keluarga dengan keadaan istimewa dengan ekonomi biasa biasa saja di lembah gunung Andong, tepatnya Kecamatan Grabag kabupaten magelang.
“Al harokatul barokah”
Itulah sebuah frasa dalam Bahasa Arab yang saya dapatkan ketika masih menjadi santri dahulu, bermakna bergerak itu berkah. Dan itulah yang selama ini saya amalkan dan saya percayai. Sedikit cerita, IAIN Salatiga, yang sekarang sudah menjadi UIN (Alhamdulillah), merupakan perguruan tinggi ke tiga yang saya masuki. Dua perguruan tinggi sebelumnya merupakan perguruan tinggi swasta, dengan dua jurusan yang sangat berbeda, Ahwalu syakhsiyyah dan Computer Engineering. Namun, saya memutasikan diri sendiri dari kedua perguruan tinggi tersebut karena yaaa dana yaa dana (hehe).
Alhasil, pada saat itu saya memutuskan untuk mendaftarkan diri di sebuah mitra kerja pabrik otomotif karawang, namun setelah di training saya belum mendapatkan rizqi lolos. Singkat cerita, pertengahan tahun 2018, Umi saya membagikan selebaran penerimaan mahasiswa baru IAIN Salatiga. Saat itu saya sangat insecure dengan kapasitas otak saya sendiri, mengingat IAIN merupakan perguruan tinggi negeri dan pasti banyak saingan yang lebih lebih dari saya. Waktu itu, kedua orangtua saya berkata “yowes, jajalo sek mbok menowo rejeki” (coba dulu aja barangkali rizqi).
Alhamdulillah, saya diterima menjadi mahasiswi IAIN Salatiga pada waktu itu hingga pada saat PBAK Fakultas, ada sebuah pemaparan program (program KKI hehe) dengan fasilitas asrama (karena dulu kalo ngekos mahal, kasian abah umi hehe) dan kesempatan magang di luar negeri. Saya ikut-ikutan mengisi formulir, alhamdulillah lagi saya diterima menjadi mahasiswi program KKI 2018 (dengan proses yang tidak pendek pastinya).
Tahun demi tahun berlalu dengan seabreg SKS di KKI (yang seangkatan saya pasti bisa relate yaa hehe). Saya ingat, waktu itu saya pernah dapat 54 SKS dalam satu minggu, coba bayangkan. Pertanyaan yang sering saya dapatkan adalah “apakah bisa aktif kegiatan lain kalo SKS segitu?” jawabannya, ohh ya tentu bisa. 54 SKS dalam seminggu bukanlah halangan untuk tetap menjadi mahasiswa aktif di organisasi. Tidak mudah memang, harus mengorbankan waktu nonton drakor, hangout sama teman-teman, jarang pulang, sampai pernah saya di SMS Abah saya “lali omah nduk?” (lupa pulang nduk?). Tetap ingatlah, semua itu akan worth-it pada akhirnya. Tahun 2019, saya mencoba peruntungan di ajang pencarian duta mahasiswa. Berlatar belakang nick name saya di asrama “Inces (princess, dulu saya sering impersonate inces Syahrini)”. Saya ingat ada salah satu jawat saya yang bilang “Ayo ces, kamu bisa jadi inces kampus”. Iseng saja saya daftar dengan niat memuaskan hati teman saya itu. Alhamdulillah, saya bisa menjadi salah satu finalist 10 besar Duta IAIN Salatiga.
Tidak berhenti disitu, saya juga mencoba peruntungan di organisasi kampus tingkat jurusan, alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk bergerak dan mencari pengalaman di HMPS TBI.
Tidak lama setelah itu, Virus Corona datang, semua daerah lockdown kegiatan publik dihentikan tidak terkecuali kegiatan kampus, jengkel? Pastinya iya. Pada waktu itu saya sedang berada di fase sangat menikmati menjadi seseorang yang aktif berkegiatan. Tapi itu semua bukan jadi halangan. Awal 2022, Ada tawaran online course di sebuah universitas di Malaysia. Iseng lagi saya mendaftar, Alhamdulillahnya, saya diterima dan berkesempatan mengikuti program tersebut selama 7 minggu. Yaa lumayan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.
Akhir 2020, saya bertemu seorang teman dari Denmark. Cerita dibalik pertemuannya pun merupakan sebuah keisengan. Waktu itu saya iseng install sebuah aplikasi online streaming karena gabut di sela-sela istirahat rapat HMPS, bertemulah dengan teman saya itu di aplikasi tersebut. Singkat cerita, pertemuan itulah yang menghantarkan saya berkunjung ke Benua biru pada bulan November 2022. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk merasakan dinginnya Denmark serta berkunjung ke salah satu Universitas terbesar di Denmark yaitu Aarhus University. Dan insyaallah akan menjadi annual agenda saya berkunjung kesana (mohon tambah doa nya yaa)
Itulah beberapa keisengan saya. Bukan saya merendah, kebetulan saja semua pencapaian saya, saya awali dengan keisengan. Namun, tidak berhenti disitu, keisengan dan keberuntungan tadi saya manfaatkan dengan semaksimal mungkin, diiringi dengan kerja keras dan paling penting adalah doa pangestu dari orang tua. Asalkan kita mau, diiringi dengan bergerak hal yang kita kira tidak mungkin, menjadi mungkin. Jadi teman teman, bergeraklah, agar hidup penuh barokah.
Yi’ina Idamatussylmi
Program KKI IAIN Salatiga Angkatan 2018
Jurusan Tadris Bahasa Inggris
“The journey of million miles, begin with one step”
- Awardee program E-Mobility Antar Bangsa Universitas Malaysia Sabah 2022
- Finalis 10 Besar Duta Mahasiswa IAIN Salatiga 2019
- Finalis Duta Lingkungan Hidup Salatiga