Do you know what is Summer Camp? Summer Camp is an activity held by certain institutions for students/public from various countries that want to use their holiday to join an activity that is held to enrich their experience, knowledge, and skill. The Summer Camp that I have joined, was held by IIIT (International Institute of Islamic Thought) in Serantau (Southeast Asia) for two days, 3-4 April 2021. This activity was held online through Zoom Meeting and followed by approximately 150 students of diploma and scholar in Islamic College from Southeast, such as Malaysia, Indonesia, Brunei, Cambodia, Singapore, and Thailand. From 150 participants. I was given a chance to join this activity that would be a disgrace if I did not take the opportunity.
Through this writing, I will share my experience when I joined this activity. In those two days, I got six materials, joined a group discussion, and a group presentation. On the first day, the activity started at 8 a.m. to 5 p.m. with the opening ceremony and four explanations. On the second day, the activity started at 08.00 a.m. with two explanations about the materials, then group discussion, group presentation, and it ended at 5.30 p.m. with the closing ceremony. Did you know what sort of material was set out there? The six materials were explained by great people. I would briefly explain the six materials below. And do you know? Those materials were presented by using Malay.
The first material was “Islam in Southeast from History and Culture Perspective” which was explained by Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani. This material explained how western people’s point of view about Islam in the UK and US, what the differences in Islam culture among countries, and how Islam in the Southeast seen by Islam in the Middle East.
The second material was “Understanding Concept of Colonialism, Imperialism, Secularism, and Modernism” which was given by Prof. Dr. Syahrin Harahap. The theme was appointed to him, explained as Muslim. We should understand colonialism rationally by taking the positives aspects and leave the negative ones. We should decrease secularism understanding with the “integration of knowledge” paradigm. In the modern era, we should tactful to map where the good and the bad one.
“Islah and Tajdid in The Islamic Revival Movement Context” given by Dato Dr. Muhammad Nur Manuty was the third material in this activity. This material reminded us how Islam ancient figures could rouse and give inspiration to new figures to make Islam great through their works. Hence, it could maintain Islam and encourage Muslim’s hope.
“Understanding Education Concept with Islamization and Knowledge Integration” was the fourth material given by Assoc. Prof. Dr. Ibrahem Narongkasakhet. This material reminded us that all knowledge in this world is derived from Islam. The collapse of Islam in ancient times made all of the knowledge was managed by western people. That was why the knowledge Islamization needed to return to the origin and do the knowledge integration. Therefore, there is no separation between traditional knowledge and modern one. It could create the education goal of making humans as servants of God, a leader in the world, and a student.
The fifth material “Dichotomy Educational System in the Islamic countries” was given by Prof. emeritus Dato’ Wira Dr. Jamil Osman. He explained many schools divided science into general science and theology. So, it needs integration between general science and theology. If it happened, it could create qualified generations who could improve Islam with both sciences.
The sixth material “Islam and Declaration Technology: Beginning, Now, and Future” was given by Prof. Dr. Mohamad Fauzan Nordin. He explained modern technology had made a social dilemma about social media. It had negative impacts such as addiction to social media, manipulation, and changing personality. However, the issues can be solved by relentlessly searching the truth, pursuing knowledge, good deeds.
Having got six materials, on the second day, I joined a group discussion to discuss the theme that would be presented later. In this occasion, I could correspond, meet, and discuss with new friends, although it was just in virtual world. And Alhamdulillah, I got great friends from Indonesian and other countries.
This summer camp activity gave me a new experience that may not come twice. Through this activity, I got knowledge from different perspective and new friends from abroad, such as Malaysia and Thailand. I got new insight and point of view about the world too, and it can increase my awareness to respect and appreciate others. Not only that, I got new knowledge that I never got before, even about Islam. maybe if you want to read more about the six materials, you could visit this link:
https://www.youtube.com/playlist?list=PLVBIuxG8_LqeT8Nxs8o4YXwb36Qgg-vUs https://www.youtube.com/playlist?list=PLwP7hYabH8DKSqTSIcCD6QEPDuJmtO8xB
That is all from me,
Wassalamualaikum wr. wb.
Best wishes to all of us.
Annida Khaerunnisa’
International Class Program IAIN Salatiga Batch 2019
English Education Department
“Get better through times and be the best version of you”
- Participant of IIIT Summer Camp Serantau 2021
- Secretary of Student Body KKI 2021-2022
- Head of Entrepreneurship and Professional Development of Islamic Student Association Comisariat Ganesa 2020-2021
- Member of Supervisor of Student Election IAIN Salatiga 2020-2021
Tahukah kamu apa itu Summer Camp? Summer Camp adalah sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga tertentu untuk siswa/mahasiswa/umum dari berbagai negara yang ingin menggunakan waktu liburnya untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan untuk menambah pengalaman, pengetahuan, dan skill. Summer Camp yang saya ikuti kali ini diselenggarakan oleh IIIT (The International Institute of Islamic Thought) di wilayah Serantau (Asia Tenggara) selama dua hari pada tanggal 3-4 April 2021. Kegiatan ini diselenggarakan secara online melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh sekitar 150 pelajar diploma dan sarjana di Perguruan Tinggi Islam dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Malaysia, Indonesia, Brunei, Kamboja, Singapura, dan Thailand. Dari 150 peserta tersebut, saya diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut yang akan sangat sayang sekali apabila tidak saya ambil.
Melalui tulisan ini, saya akan membagikan sedikit cerita pengalaman saya ketika mengikuti kegiatan ini. Selama dua hari itu, saya mendapatkan enam pemaparan materi, diskusi grup, dan presentasi grup. Di hari pertama, kegiatan dimulai pukul 08.00 pagi dengan pembukaan kegiatan dan pemaparan empat materi yang di akhiri pada pukul 17.00 sore. Sedangkan di hari kedua, kegiatan dimulai pukul 08.00 pagi dengan melanjutkan dua pemaparan materi, diskusi grup, presentasi grup, dan di akhiri pada pukul 17.30 sore dengan penutupan kegiatan. Kira-kira apa saja pemaparan materi yang diberikan di kegiatan tersebut ya? Enam materi yang disampaikan merupakan orang-orang hebat dan luar biasa. Keenam materi tersebut akan saya ulas secara singkat di bawah ini. Dan asal teman-teman tahu, pemaparan tersebut di berikan menggunakan bahasa melayu lho.
/*! elementor – v3.14.0 – 26-06-2023 */
.elementor-widget-image{text-align:center}.elementor-widget-image a{display:inline-block}.elementor-widget-image a img[src$=”.svg”]{width:48px}.elementor-widget-image img{vertical-align:middle;display:inline-block}
Materi yang pertama yaitu “Islam di Asia Tenggara dari Perspektif Sejarah dan Kebudayaan” yang dibawakan oleh Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani. Materi ini dijelaskan bagaimana pandangan orang barat mengenai Islam yang berada di UK dan US, bagaimana perbedaan budaya Islam di berbagai negara, dan bagaimana Islam di Asia Tenggara dipandang oleh Islam di Timur Tengah.
Materi yang kedua yaitu “Memahami Konsep Kolonialisme, Imperialisme, Sekularisme, dan Modenisme” yang dibawakan oleh Prof. Dr. Syahrin Harahap. Tema yang diangkat oleh beliau ini menegaskan bahwa sebagai umat muslim, kita harus memahami kolonialisme secara raisonal dengan mengambil yang positif dan meninggalkan yang negatif. Kita perlu mengurangi paham sekularisme dengan melakukan paradigma integration of knowledge. Dan juga zaman yang semakin modern perlu kita pilah dan pilih mana yang baik dan mana yang buruk.
“Islah dan Tajdid dalam Konteks Gerakan Kebangkitan Islam” yang dibawakan oleh Dato Dr. Muhammad Nur Manuty merupakan materi ketiga dalam kegiatan ini. Materi ini mengingatkan kepada kita bagaimana para tokoh Islam terdahulu dapat membangkitkan dan menginspirasi tokoh-tokoh pembaharu untuk melakukan kebangkitan Islam melalui karya-karyanya terdahulu. Karena dengan begitu, hal tersebut dapat memelihara agama Islamdan juga membangkitkan harapan jiwa umat Islam.
“Memahami Konsep Pendidikan berteraskan Islamisasi dan Integrasi Ilmu” merupakan materi keempat yang dibawakan oleh Assoc. Prof. Dr. Ibrahem Narongkasakhet. Adanya materi ini mengingatkan kita bahwa sebenarnya ilmu yang ada di dunia ini berasal dari Islam, namun karena adanya masa runtuhnya Islam pada zaman dahulu menyebabkan ilmu-ilmu tersebut di kuasai oleh bangsa barat. Maka dari itu, perlu dilakukan Islamisasi agar ilmu itu kembali pada ilmu yang asli dan melakukan integrasi ilmu, sehingga tidak ada pemisahan antara ilmu tradisional (lama) dengan modern agar dapat mewujudkan tujuan Pendidikan yang utuh yaitu menjadikan manusia sebagai hamba Allah, khalifah di dunia, dan pelajar.
Materi kelima “Dikotomi Sistem Pendidikan di Negara-negara Islam” yang dibawakan oleh Prof. Emeritus Dato’ Wira Dr. Jamil Osman menegaskan bahwa saat ini banyak sekolah yang membagi antara ilmu umum dan ilmu agama. Maka dari itu, perlunya integrasi antara ilmu umum dan ilmu agama agar dapat menciptakan dan memiliki generasi berkualitas yang dapat memajukan Islam melalui kedua ilmu tersebut.
Materi keenam “Islam dan Teknologi Maklumat: Permulaan, Kini, dan Masa Depan” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Mohamad Fauzan Noordin” menjelaskan bahwa teknologi masa kini memicu timbulnya dilemma social menenai social media. Hal ini disebabkan karena mempunyai dampak negative berupa ketagihan dengan media social, manipulasi, hingga mempengaruhi kepribadian. Namun, hal ini dapat diselesaikan dengan selalu mencari kebenaran, cinta ilmu, dan amal saleh.
Setelah mendapatkan keenam materi tersebut, di hari kedua, saya bergabun dengan kelompok diskusi untuk mendiskusikan tema yang akan dipresentasikan nantinya. Di situ, saya dapat berkenalan, bertemu, dan berdiskusi dengan teman baru walaupun secara virtual. Dan alhamdulillahnya, saya mendapatkan teman-teman yang begitu hebat dan luar biasa baik dari Indonesia sendiri maupun yang lain.
Kegiatan Summer Camp ini memberikan pengalaman baru yang mungkin tidak datang dua kali. Melalui kegiatan ini saya bisa mengenal dan mendapatkan teman baru dari orang luar Indonesia seperti Malaysia dan Thailand. Saya juga mendapatkan pandangan baru terhadap dunia dan dapat meningkatkan rasa untuk saling menghormati dan menghargai orang lain. Tidak hanya itu saja, saya mendapatkan ilmu yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya, bahkan mengenai Islam itu sendiri. Oh ya, kalau teman-teman ingin tahu lebih spesifik mengenai keenam materi tersebut, teman-teman bisa mengunjungi link di bawah ini:
https://www.youtube.com/playlist?list=PLVBIuxG8_LqeT8Nxs8o4YXwb36Qgg-vUs
https://www.youtube.com/playlist?list=PLwP7hYabH8DKSqTSIcCD6QEPDuJmtO8xB
Sekian cerita saya,
Wassalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Annida Khaerunnisa’
Program KKI IAIN Salatiga Angkatan 2019
Jurusan Tadris Bahasa Inggris
“Selalu berproseslah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan jadilah versi terbaik dari dirimu”
- Peserta IIIT Summer Camp Serantau Tahun 2021
- Secretary of Student Body KKI Periode 2021-2022
- Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi (KPP) Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ganesa Periode 2020-2021
- Anggota Badan Pengawas Pemira (BAWASRA) IAIN Salatiga Periode 2020