Di Sekolah menengah pertama (SMP) Nanik mulai menyukai pelajaran Bahasa, baik Bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa, tapi tidak dengan bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan teman-temanya yang sudah mendapatkan mapel Bahasa Inggris di sekolah Dasar, mereka lebih unggul dan tentunya lancar- lancar saja dalam mengikuti pelajaran Bahasa Asing tersebut. Nilai jelek ditambah Guru Bahasa Inggris yang killer saat itu membuat pelajaran Bahasa Inggris makin terasa sulit, padahal pelajaran Bahasa biasanya menjadi pelajaran favorit bagi Nanik. Naik ke kelas dua SMP, Pelajaran Bahasa Inggris terasa semakin membosankan, “Jangan ditanya lagi nilai pelajaran Bahasa Inggris saya kala itu, udah pasti dibawah 7. Dapet nilai 6 aja udah susah payah waktu itu” ujar Nanik yang kini bertugas di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag sebagai Penerjemah Bahasa Inggris. Tahun terakhir di SMP, Nanik berusaha mengejar nilai bahasa Inggris karena hampir semua nilai mata pelajaranya bagus, Ia juga ingin mendapatkan nilai Bahasa Inggris yang bagus. Buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Ia kerjakan dengan tekun, ia terus latihan soal dan dia mulai suka nonton film berbahasa Inggris meskipun tidak mengerti artinya, lama-lama kosa katanya semakin banyak, dan grammarnya pun semakin bagus. Ujian Nasional telah berlalu, lalu bagaimana hasilnya? Wow, nilai memuaskan berhasil diraih.
Nanik melanjutkan sekolah di MAN Salatiga dan semakin menekuni mata pelajaran favoritnya kini, apalagi kalau bukan English. Di akhir tahun sekolahnya, Ia ditunjuk untuk mewakili teman seangkatan memberikan pidato Wasanawarsa dalam Bahasa Inggris. Berbekal Ijazah Madrasah, Ia bekerja di pabrik Baju, pekerjaanya adalah menggunting kain kapas yang ada di dalam Baju Bordir dan menggunting sisa benang-benang sehingga baju menjadi bersih dan rapi. Tidak lama setelah bekerja disitu, Ia beralih menjadi penjaga toko.
Mempresentasikan makanan tradisional Indonesia kepada peserta Student Encounter dari Biola University
Setahun bekerja selepas lulus Madrasah, Ia pun berniat melanjutkan pendidikannya. Ia mendaftar Beasiswa Bidikmisi di IAIN Salatiga dan lolos sebagai mahasiswi Program Studi Tadris Bahasa Inggris sekaligus Program Khusus Kelas Internasional (PKKI). Hari-hari selama menjadi mahasiswi PKKI adalah rutinitas yang tidak pernah membosankan. Banyak hal yang didapat ketika bergabung dengan program ini. Student Encounter, Outbond, Cultural Exchange, PPL di Luar Negeri, Art and Language Exhibition, dan masih banyak lagi kegiatan- kegiatan yang dapat menunjang kreatifitas dan mengasah kemampuan akademis maupun non akademis setiap mahasiswanya, sehingga rutinitas dan aktivitas perkuliahan tidak pernah membosankan bahkan selalu menantang setiap mahasiswanya untuk menjadi pribadi yang terus belajar dan meningkatkan kualitasnya melalui PKKI ini. Nanik juga aktif mengikuti berbagai kegiatan diluar kegiatan akademis, seperti menyambut tamu dari luar negeri.
Berperan sebagai Istri Bupati dalam Drama bertajuk “Asal Usul Kota Salatiga” yang diselenggarakan dalam event tahunan Art & Language Exhibhition.
Dengan fasilitas wifi yang memadai baik di kelas maupun di asrama, setiap mahasiswa PKKI harus memanfaatkanya untuk mengakses informasi yang seluas-luasnya untuk menunjang perkuliahan dan kariernya kedepan. Tidak cukup hanya menerima saja materi dari Dosen di ruang kelas, setiap individu harus berusaha menambah kemampuan diluar jam perkuliahan baik kemampuan akademis maupun non akademis.
Usai merampungkan studi S1 di IAIN Salatiga, Nanik melanjutkan studi magister jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Berikutnya, ditahun 2018 Ia mengikuti seleksi CPNS Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama.
Bersama seluruh PNS Kementerian Agama Pusat usai menghadiri Presidential Lecture di Istora Senayan, Jakarta.
Nanik Rahmawati, M.Pd.
Program KKI IAIN Salatiga Angkatan 2011
Jurusan Tadris Bahasa Inggris
Once you love it, do it. Once you do it, do it wholeheartedly! It’s never too early to achieve and it’s never too old to learn.
- JFT Penerjemah Bahasa Inggris pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag 2019
- Awardee LPDP Scholarship 2016
- Awardee Bidikmisi Scholarship 2010
- Awardee BRI Scholarship 2009