Transisi dari jenjang sekolah menengah ke dunia perkuliahan bagiku cukup menantang. Yang awalnya kegiatan sehari-hari sudah terjadwalkan dari bangun tidur hingga tidur lagi, kini harus pandai-pandai membagi waktu, waktu untuk belajar di kelas dan waktu untuk berekplorasi mengejar mimpi.
“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia” pasti gak asing kan dengan potongan lirik lagu Laskar Pelangi ini. Sangat ear cacthing dan bisa menjadi pengobat semangat dan pengingat impian.”
Dulu ketika masih SMA saya mempunyai impian untuk bisa kuliah ke luar negeri. Dua kali mencoba mendaftar beasiswa ke luar negeri, dua kali juga saya gagal. Sampai akhirnya Tuhan membukakan jalan lain untuk masuk Program Kelas Khusus Internasional di IAIN Salatiga. Kenapa akhirnya memilih KKI? Alasannya simple sekali, karena ingin merasakan praktik mengajar di luar negeri, hehe. Setelah melewati beberapa tahap seleksi yang cukup ketat akhirnya saya menjadi salah satu dari 20 mahasiswa yang lolos. Wow, cukup menegangkan bagiku. Akan seperti apa ya nanti kelasnya, pasti seru. Dan taraaa,,, banyak sekali tantangan yang diperoleh. Kenapa saya menyebutnya tantangan, karena ketika saya berhasil menyelesaikan satu tantangan itu saya merasa tambah semangat. Pastinya prinsip gelas kosong selalu saya bawa selama mencari ilmu dan pengalaman di sini.
Ketika awal masuk saya sudah menuliskan apa saja yang harus diraih selama kuliah. Semacam bucket list dan it works, hampir semua yang ditulis sudah bisa tercapai seperti tuntas secara akademis dan nonakademis karena ini adalah hal yang harus dicapai selama saya belajar di KKI. Menyelesaikan studi dengan jumlah SKS setiap semester yang berbeda dari teman2 yang lain adalah sebuah konsekuensi yang harus dijalani. Bayangkan saja satu semester belajar lebih dari 24 SKS bahkan pernah mendapatkan 32 SKS, mantapkan? hahah memang berbeda dari yang lain KKI ini. Tapi jangan salah, meskipun dengan SKS dewa, saya tetap bisa belajar sambal jalan-jalan dan lulus tepat waktu dengan predikat cumlaude.
Asiknya Jalan-Jalan Terus
Tahun 2014, awal-awal saya semester 2, saya mencoba keberuntungan pertama saya dengan mendaftar konferensi. Saya lolos seleksi Konferensi Pemuda Future Leader Summit (FLS) dari Nusantara muda yang diadakan di Semarang selama 3 hari. FLS adalah konferensi pemuda paralel tahunan terbesar di Indonesia dengan 6 room. Saya masuk Room art, dimana saya bertemu dengan seniman-seniman terkenal di Indonesia seperti Sruti Respati, Didi Nini Towok, dan I ketut Suanda. Tujuan dari konferensi ini adalah memberikan ruang bagi pemuda Indonesia untuk membuat projek kegiatan sesuai dengan passion masing-masing yang berguna bagi masyarakat sekitar.
Tahun selanjutnya saya bertekad untuk membuat passport. Waktu itu masih belum tentu mau pergi kemana, yang penting buat passport saja dulu. Tujuan membuat passport itu sebenarnya sebagai penyemangat bahwa “saya harus bisa terbang ke luar negeri nih tahun ini, asal gak jadi TKW aja”. Qadarullah, di akhir tahun 2015 alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk terbang ke Australia dan itu adalah kado ulang tahun dari Allah karena pengumuman lolos seleksi diumumkan di bulan November. Setelah menempuh seleksi dokumen dan wawancara, saya berhasil menjadi salah satu dari 28 penerima beasiswa short course Student Mobility Program dari MORA (Kementrian Agama) dari sekitar 10 ribu pendaftar di seluruh Indonesia. Universtity of Western Australia (UWA) dan Curtin University adalah dua kampus yang menjadi tempat saya belajar tentang sejarah negeri Australia, kepemimpinan, dan Bahasa Inggris. Kami belajar dengan dosen-dosen yang sangat mumpuni dibidangnya. Setelah belajar di kampus, tak lupa kami juga diajak jalan-jalan ke pusat kota Perth, Margaret River Chocolate Company, Cottesloe beach, Swan River, Western Australia Shipwerk Museum, Caversham Wildlife Park, Fremantle Market,dan diundang ke Konsulat jenderal di Perth. Setiap pagi sebelum sarapan kami juga jalan-jalan ke area King’s Park and Botanic Garden. Btw Selama di Perth, kami tinggal di St.George Collage di 46 Mounts Bay Rd. Duh ceritanya masih panjang nih, kapan-kapan tak ceritain lanjutannya ya hehehe.
Next tahun 2016 sampailah pada waktu yang dinanti untuk terbang ke Bangkok, Thailand untuk praktik mengajar di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) selama satu bulan. Program PPL di luar negeri ini adalah program wajib bagi mahasiswa semester 5 yang membuat KKI menjadikan kelas ini berbeda dari kelas reguler. Sejak awal kuliah kami sudah diberi pembekalan tentang KKI termasuk program PPL ini, jadi kami harus sudah menyiapkan semuanya; mulai dari sisi akademik, finansial, dan mental. Untuk pilihan negara kami dibolehkan untuk memilih dari beberapa negara yang sudah disepakati oleh pihak kampus, antara lain; Thailand, Myanmar, Malaysia, atau Singapura.
Biasanya kami berangkat awal bulan Agustus agar kami dapat merayakan HUT RI di negeri orang. Jangan ditanya bisa jalan-jalan atau tidak, hampir setiap hari setelah pulang sekolah kita menggunakan waktu luang untuk jalan-jalan menyusuri area kota Bangkok. SOI (nama jalan) 7 adalah kampung favorit kami karena di sana terdapat wisata kuliner halal food. Sedangkan setiap akhir pekan, kami pergi ke tempat wisata yang cukup jauh dari tempat kami tinggal, seperti Grand Palace, Wat Arun, Wat Pho, Khaosand Road, Chatuchak Weekend Market, Pratunam Market, Lumphini Park dan Floating Market.
Belajar bonus jalan-jalanku masih berlanjut di Januari 2017. Saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti training Camp EPIC Training for pre-service English Teacher dari RELO US Embassy Jakarta di Batu, Jawa Timur selama 2 minggu. Kami, kurang lebih sekitar 45 peserta dari seluruh Indonesia, ditraining langsung oleh pengajar-pengajar professional dari Amerika tentang bagaimana cara mengajar Bahasa Inggris yang efisien, kreatif dan pastinya menyenangkan. Waktu 2 minggu rasanya belum cukup bagi kami untuk belajar semenyenangkan ini. Kami diberi waktu untuk mengadakan kegiatan micro teaching setelah sehari sebelumnya kami mendapat materi. Jadi kita langsung dapat mengaplikasikan ilmu yang baru saja kami dapatkan. Hal ini tentu saja membuat memori ingatan kami semakin kuat dan mencoba untuk berfikir lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar Bahasa Inggris. Selain itu, kami juga terjun langsung untuk mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar dan itu sangat menyenangkan. Anak-anak pun sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran kami.
Sempat ikut organisasi gak?
Ikut dong. SKS level dewa, jalan-jalan juga iya, tidak membatasi saya untuk mengasah leadership skill yang mungkin sudah saya miliki sejak SD hehehe. Communicative English Club adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang saya ikuti sejak semester satu sampai semester akhir. Di sini saya belajar untuk membuat event-event Bahasa inggris seperti festival, camp, dan sharing session. Di semester dua saya memutuskan untuk bergabung juga dengan Lembaga Pers Mahasiswa DinamikA karena saya tertarik menjadi reporter. Sepertinya menyenangkan kalau bisa mempunyai kartu pers dan bisa meliput kegiatan apapun di kampus dengan kartu sakti.
Saya juga ikut organisasi di luar kampus, Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga. Selain belajar leadership, saya juga mengikuti kajian-kajian mingguan, diskusi keagamaan dan ilmu sosial, mengadakan bakti sosial, seminar berskala nasional dan masih banyak kegiatan lain. HMI ini sudah seperti rumah kedua selama di Salatiga karena cukup banyak waktu luang yang saya habiskan di sekretariat daripada di kos sendiri heheh.
Kapan wisuda?
Kapan ya? Hehe. Alhamdulillah saya wisuda tepat waktu dengan predikat cumlaude dan ini menjadi kado terindah untuk orangtua saya juga kado ulang tahun saya karena wisuda tepat di bulan November. Drama dalam menyelesaikan skripsi adalah hal yang lumrah, yaitu ketika dosen pembimbing tidak mudah untuk ditemui. Akhirnya saya harus pandai-pandai membagi waktu antara menyelesaikan skripsi, bimbingan, dan menjaga kewarasan alias dolan.
Di tengah masa garap skripsi, saya masih sempat ikut lomba film documenter untuk wisata Kabupaten Semarang dengan beberapa kawan dari jurusan KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam). Ini adalah bagian dari menjaga keseimbangan psikologis saya hehehe. Kami menggarap film dokumenter ini sekitar satu bulan dan selesai di pertengahan bulan Ramadhan. Kami dibimbing oleh salah satu dosen di jurusan KPI yang kebetulan beliau adalah dosen pembimbing saya sendiri hehhe. Kami harus menyelesaikan apa yang sudah dimulai, dan menyelesaikannya dengan sepenuh hati dan serius. Tentu saja hasilnya tidak main-main. Ternyata film dokumenter yang diberi judul “Pesona Kabupaten Semarang-Keindahan Yang Terlewatkan Di Kabupaten Semarang” ini mendapatkan apresiasi Juara 1. Dari awal proses pembuatan kita sudah niat nothing to lose, jadi kita anggap mendapatkan juara adalah sebagai bonus karena keseriusan dalam menyelesaikannya itu yang kita pegang.
Banyak kegiatan sana-sini apa tidak mengganggu skripsian? Kok bisa tepat waktu? Oh tentu bisa, karena saya membuat jadwal pribadi kapan dan apa yang harus dikerjakan. Dengan membuat jadwal pribadi, mengerjakan skripsi mulai dari BAB I sampai daftar sidang bisa terlaksana sesuai dengan target. ‘Kalau dosennya gampang ditemui mah enak bisa bimbingan rutin’ hei hei hei tidak semudah itu Ferguso, dosen pembimbing saya juga sedang menyelesaikan disertasi waktu itu. Kuncinya adalah, ketika saya bimbingan BAB 1 saya sudah menyelesaikan BAB 2, jadi ketika BAB 1 acc langsung saya ajukan BAB selanjutnya, dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya bisa daftar sidang tepat waktu. Yeay!
Ketika resepsi wisuda dilaksanakan, saya tak mengira akan menjadi salah satu mahasiswa berprestasi non-akademik. Dari semua mahasiswa berprestasi yang dipanggil maju ke depan, ternyata hanya saya satu-satunya mahasiswi. Sambil berjalan melewati para hadirin saya menatap orangtua saya dan mereka tersenyum bahagia. Saya tau mereka menahan air mata haru. Seketika setelah prosesi wisuda selesai, saya langsung menghampiri, memeluk mereka dan mengucap kata syukur.
Dan hari ini…
Saya sedang belajar menjadi seorang pendidik Bahasa Inggris di salah satu sekolah menengah swasta di Sleman Yogyakarta. Banyak sekali ilmu di KKI yang dapat diterapkan dalam dunia kerja. Kata-kata sakti yang paling membekas sampai sekarang adalah “Think Globally Act Locally” artinya berfikirlah seluas-luasnya, mencari informasi sedalam-dalamnya agar mendapatkan ilmu secara menyeluruh namun tetap rendah hati, tawadhu, dan menjaga adab sebagai manusia.
Doakan saya ya, tahun depan (2021) saya akan kuliah di salah satu unversitas di Yogyakarta mengambil jurusan Teknologi Pembelajaran dengan Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP. Kenapa tidak jadi ke luar negeri? Bukannya tidak jadi, tapi belum hehhe. Dulu pertama kali saya daftar BPI LPDP dengan tujuan luar negeri saya belum lolos. Ini adalah percobaan yang ke 2 dan alhamdulillah berhasil.
Mungkin saya dulu berdoanya kurang spesifik kepada Tuhan kapan saya harus belajar ke luar negeri. Jadi, untuk studi master akan saya tempuh di negeri sendiri terlebih dahulu. Semoga impian saya untuk study abroad bisa tercapai untuk jenjang pendidikan berikutnya. Aamiin.
Novia Fajar Masyitoh, S.Pd.
Program KKI IAIN Salatiga Angkatan 2013
Jurusan Tadris Bahasa Inggris
Being Different is Excellent
- Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP Dalam Negeri 2019 di Universitas Negeri Yogyakarta, 2019.
- Guru Bahasa Inggris di SMP dan Pesantren Bumi Cendekia Yogyakarta, 2019.
- Penerima Beasiswa IELTS Course dari Yayasan Insan Cita Bangsa di Bogor, 2018.
- Liaison Officer dalam International Conference for Village Revitalization, Temanggung, 2018
- Wisudawan Berprestasi IAIN Salatiga Non-Akademik bidang Pertukaran Mahasiswa dan Broadcaster Kampus dalam Wisuda IAIN Salatiga November 2017.
- Juara 1 Lomba Film Dokumenter Kab. Semarang dengan Judul “Keindahan yang Terlewatkan di Kabupaten Semarang” bergabung dengan NONAME Project, 2017
- Penerima beasiswa Camp EPIC, Training for pre-service English Teacher dari RELO US Embassy Jakarta di Batu, 2017
- Pengajar Bahasa Inggris dan TOEFLdi Rumah Belajar Aku Bisa Salatiga, 2016-2019.
- Mahasiswa Berprestasi IAIN Salatiga Tahun 2016 Tingkat Nasional dalam Student Mobility Program di University of Western Australia.
- Camp Leader of Summer Camp pada Indoensia International Work Camp (IIWC), Yogyakarta, 2016.
- Penerima beasiswa short course Student Mobility Program dari Kementrian Agama RI di University of Wesrtern Australia dan Curtin University, Perth, 2015