Prodi Tadris IPA UIN Salatiga Selenggarakan Pelatihan “Pengembangan Bahan Ajar IPA MTs/SMP Berbasis STEM”

Salatiga 28 November 2025— Program Studi Tadris IPA UIN Salatiga kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kompetensi pendidik melalui penyelenggaraan pelatihan bertajuk “Pengembangan Bahan Ajar IPA MTs/SMP/Sederajat Berbasis STEM” pada Kamis, 28 November 2025. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Arif Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Koorprodi S2 Pendidikan IPA FMIPA UNNES, serta dimoderatori oleh apt. Farah Bidara, M.Farm.

Acara dibuka oleh Kaprodi Tadris IPA, Dr. Peni Susapti, S.Si., M.Si., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau menegaskan bahwa pelatihan semacam ini sangat relevan untuk mendukung kualitas pembelajaran IPA dan menyiapkan pendidik yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

Pada sesi inti, Arif Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd., Ph.D. menegaskan urgensi penerapan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dalam pembelajaran, terutama di tingkat SMP/MTs. Ia menekankan bahwa implementasi STEM tidak selalu membutuhkan alat canggih; guru dapat menerapkan pendekatan ini melalui aktivitas sederhana namun bermakna.

Dalam kegiatan praktik, pemateri mengajak seluruh peserta—yang terdiri dari guru, mahasiswa, alumni, dan dosen TIPA—untuk membuat phone holder sederhana menggunakan kertas. Melalui aktivitas ini, peserta diperkenalkan pada konsep dasar engineering design process. Selain itu, ia juga memberikan contoh integrasi STEM lainnya, seperti origami dalam konsep aerospace, pembangunan menara dari sedotan, serta eksperimen asam-basa menggunakan pewarna alami yang kemudian digunakan untuk karya seni.

Arif Widiyatmoko menjelaskan bahwa STEM merupakan pendekatan yang mengintegrasikan sains, teknologi, teknik, dan matematika untuk memecahkan masalah dunia nyata. “Di era teknologi digital, kemampuan mengintegrasikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika menjadi kunci untuk mencetak generasi yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing global,” ujarnya. Pernyataan ini sejalan dengan visi FTIK UIN Salatiga dalam mencetak pendidik profesional dan berwawasan global.

Lebih lanjut, ia memaparkan beberapa tantangan pembelajaran IPA di tingkat SMP/MTs, di antaranya:

  1. Siswa kesulitan memahami konsep-konsep abstrak.
  2. Kegiatan praktikum dan proyek masih sangat terbatas.
  3. Real-life problem jarang menjadi dasar pembelajaran.
  4. Minimnya bahan ajar yang mengintegrasikan unsur teknologi dan rekayasa.

Karena itu, ia menegaskan bahwa pendekatan STEM harus menjadi bagian integral dari pembelajaran IPA. STEM tidak hanya mengajarkan konsep biologi, fisika, dan kimia secara terpisah, tetapi memadukan semuanya menjadi solusi konkret yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini sekaligus mendorong kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan inovasi.

Arif Widiyatmoko juga menekankan empat aspek penting dalam penyusunan bahan ajar berbasis STEM, yaitu:

  1. Science (Sains) – Mengkaji fenomena alam melalui observasi dan pengukuran secara objektif.
  2.  Technology – Memanfaatkan inovasi manusia dalam memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup.
  3.  Engineering (Teknik) – Menerapkan ilmu pengetahuan untuk merancang, membuat, dan mengevaluasi sistem, alat, atau proses.
  4.  Mathematics – Memberikan dasar logis serta kuantitatif untuk menganalisis dan menginterpretasi data.

Pelatihan ini berlangsung interaktif dan inspiratif, memberikan pengalaman langsung kepada peserta dalam mengembangkan bahan ajar IPA berbasis STEM yang sederhana namun efektif. Prodi Tadris IPA berharap pelatihan ini mampu memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah dan mendorong hadirnya pendidik yang kreatif serta inovatif.

About the Author

You may also like these