Hilya Naura Madania Mahasiswa Tadris IPA Terpilih sebagai Culture Campus Ambassador 2025 UIN Salatiga, Siap Bawa Budaya UIN Salatiga ke Level Nasional


UIN Salatiga — Perjalanan inspiratif kembali lahir dari panggung UIN Salatiga Campus Ambassador 2025. Hilya Naura Madania, mahasiswi semester 5 yang aktif di berbagai organisasi, resmi terpilih sebagai Culture Campus Ambassador 2025, menjadikan dirinya representasi baru kampus dalam bidang budaya.

Hilya mengungkapkan bahwa motivasi utamanya mengikuti ajang ini adalah keinginannya untuk terus berkembang. “Saya ingin menambah pengalaman dalam bidang pageant, mengembangkan kemampuan komunikasi dan kepemimpinan, memperluas jaringan sosial, serta berkontribusi aktif dalam mempromosikan kampus,” ungkapnya.

Dengan rekam jejak kuat di dunia pageant—termasuk sebagai Duta Batik Jawa Tengah Best Performance 2025 dan Duta Pesona Nusantara 2025, Hilya merasa yakin dapat membawa citra positif bagi kampus. Pengalamannya berbicara di depan publik dan menjadi representasi budaya menjadi modal besar yang membawanya lolos dari seleksi ketat.

Perjalanan seleksi Campus Ambassador 2025 dimulai dari pemberkasan, tes wawasan, 20 besar finalis, hingga serangkaian wawancara, pembekalan, dan sesi showing talent. Grand final menjadi puncak acara dengan rangkaian opening number, parade, catwalk, hingga sesi tanya jawab yang menentukan enam pasang finalis terbaik.

Meski demikian, Hilya mengakui tantangan terberatnya bukan pada teknis, melainkan pada dirinya sendiri. “Saya overthinking, dan itu membuat saya sedikit nervous,” tuturnya. Namun di balik kegugupan itu, ia menemukan momen terbaiknya: bertemu para finalis yang hebat dan saling menginspirasi.

Menjadi Duta Kampus kategori Culture, Hilya kini memikul tanggung jawab sebagai jembatan budaya antara mahasiswa, kampus, dan masyarakat. Perannya mencakup mempromosikan dan melestarikan nilai-nilai budaya, mendukung acara seni dan tradisi, serta membantu mengkomunikasikan kebijakan kampus terkait etika dan pengembangan karakter berbasis budaya.

Lebih dari itu, Hilya membawa visi besar untuk budaya UIN Salatiga. Ia ingin menjadikan budaya sebagai alat pemersatu serta sarana pengembangan soft skill mahasiswa. “Saya ingin membuat digitalisasi konten budaya kampus agar menjangkau audiens yang lebih luas dan menciptakan ruang diskusi interaktif bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang,” ujarnya.

Program unggulannya bertajuk “Kopi Budaya: Kolaborasi Identitas Digital”—sebuah gagasan kreatif berupa podcast, video pendek, dan lokakarya seni digital berbasis budaya. Menurutnya, program ini akan menjadi wajah baru UIN Salatiga sebagai kampus yang dinamis, modern, tetapi tetap berakar pada nilai budaya luhur. Selain itu, ia juga ingin mengadakan pelatihan bertema budaya UIN Salatiga yang dapat memperkuat branding kampus secara nasional.

Hilya berharap kehadirannya dapat menjadi jembatan positif bagi semua pihak. “Saya ingin menghubungkan mahasiswa dengan kampus dan kampus dengan masyarakat luas,” katanya. Nilai hidup yang ia pegang sederhana namun kuat: berani—berani mencoba, berani menghadapi kemenangan dan kekurangan, serta berani menyuarakan hal yang benar.

Sebagai mahasiswi yang juga aktivis organisasi internal dan eksternal kampus, Hilya menyeimbangkan kesibukan dengan manajemen waktu yang ketat. “Saya membuat jadwal, menentukan prioritas, dan membagi waktu dengan tepat agar semuanya tetap stabil,” jelasnya.

Tak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada orang tua, dosen, dan teman-teman yang menjadi pilar kekuatannya. Ia juga memberi pesan untuk generasi muda:
“Sebagai generasi muda janganlah takut mencoba, siapa tahu hal besar sudah menanti kita.”

Di akhir, Hilya menegaskan pandangannya tentang peran mahasiswa: mereka adalah agen perubahan yang sangat berharga bagi kemajuan bangsa. Namun, ia juga menyoroti tantangan era digital berupa distraksi dan rendahnya literasi digital. Menurutnya, solusinya adalah disiplin digital, manajemen waktu, dan proaktif mengembangkan hard skill yang relevan.

Dengan semangat dan visi yang kuat, Hilya Naura Madania hadir bukan hanya sebagai duta kampus, tetapi juga sebagai wajah budaya UIN Salatiga yang siap bersinar lebih jauh—hingga tingkat nasional bahkan internasional.

About the Author

You may also like these