Salatiga, Jumat, 15 November 2024 – Program Studi Tadris Bahasa Inggris, bersama Himpunan Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris (HMPS TBI) dan Communicative English Club (CEC) UIN Salatiga, sukses menggelar Webinar Internasional dengan tema “International Guest Lecture on Pre-Service English Teacher Development Series” Part 2. Webinar ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting selama satu jam, mulai pukul 13.00 hingga pukul 14.00, dengan sub-tema “Mindfulness for Teacher Well-being”, yang disampaikan oleh pemateri Mr. Jonny Wells, PhD, dari University of Technology Sydney, Australia.
Webinar dibuka oleh moderator, Shafira Az Zahra Buditia, yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kaprodi Program Studi Tadris Bahasa Inggris, Rr. Dewi Mustikasari, Dr., S.S., M.Pd. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi materi yang disampaikan oleh pemateri utama, Mr. Jonny Wells, PhD, dari University of Technology Sydney, Australia.
Mr. Jonny Wells, PhD, dalam paparannya, menekankan pentingnya mindfulness untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Beliau menjelaskan bahwa mindfulness adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian sepenuhnya pada momen yang sedang berlangsung, tanpa terganggu oleh pikiran tentang masa lalu atau kekhawatiran mengenai masa depan. Praktik mindfulness ini terbukti memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan fokus, konsentrasi, serta kemampuan regulasi emosi, yang pada akhirnya membantu guru untuk menjaga ketenangan dan pengendalian diri dalam situasi penuh tekanan.
Melalui sesi ini, peserta tidak hanya diberikan pemahaman teoritis, tetapi juga diajak untuk merasakan manfaat nyata mindfulness melalui praktik langsung. Teknik five-finger breathing diperkenalkan sebagai metode sederhana namun efektif untuk menenangkan pikiran dan tubuh dalam hitungan lima napas mendalam, menggunakan gerakan jari sebagai panduan.
Setelah pemateri menyampaikan materi, moderator membuka sesi tanya jawab yang berlangsung dengan antusias. Salah satu peserta menanyakan tentang beban administratif yang harus dilakukan oleh guru di Indonesia, seperti penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap minggu, dan apakah hal ini memengaruhi tingkat stres guru. Peserta juga tertarik untuk mengetahui bagaimana kondisi administrasi guru di Sydney. Pertanyaan lain yang diajukan adalah mengenai kemampuan mindfulness dalam meningkatkan retensi memori siswa saat belajar, serta potensi pengajaran mindfulness untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Diskusi ini memberikan wawasan mendalam bahwa praktik mindfulness tidak hanya bermanfaat bagi kesejahteraan guru, tetapi juga memiliki peluang besar untuk diterapkan dalam pembelajaran siswa. Melalui berbagi pengalaman dan pandangan dari konteks pendidikan di Indonesia dan Sydney, para peserta memperoleh perspektif baru dalam menghadapi tantangan pembelajaran, sekaligus mendapatkan inspirasi untuk menerapkan strategi mindfulness secara lebih luas.
Webinar ini berhasil terlaksana dengan lancar dan memberikan wawasan berharga bagi para peserta mengenai pentingnya kesejahteraan guru dan manfaat mindfulness. Acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama pemateri dan peserta, meninggalkan kesan yang positif dan inspiratif bagi semua pihak yang hadir.