Kemarin, 11 November 2021 terdapat hal begitu menarik, bukan karena adanya promo besar-besaran di berbagai media toko online, melainkan adanya kegiatan yang bermutu dalam meningkatkan pendidikan. Kegiatan tersebut adalah “Webinar Nasional Implementasi AKM dan Survey Karakter dalam Menghadapi Tantangan Abad 21” pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Sebagai komitmen mendukung Visi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) untuk mewujudkan sebagai fakultas yang “Unggul dalam pengembangan pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan pada tahun 2030”, PGMI menyelenggarakan acara webinar nasional tersebut.
Acara berlangsung mulai dari pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Sebagai pembuka acara secara resmi adalah Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembangaan. Beliau mengapresiasi atas terselenggaranya acara dan menghimbau untuk memanfaatkan kesempatan menggali ilmu lebih dalam tentang AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) dari sumbernya langsung. Pemateri utama acara tersebut adalah Mira Josy Moestadi SH, MSi., yang mendapat tugas menggantikan Ibu Asrijanty, Ph.D., dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbudristek. Dalam kesempatan pemaparan materi, pemateri dipandu oleh moderator Ibu Nur Ni’matul Khasanah, M.Pd., yang merupakan guru yang mengajar salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Kendal.
Acara berlangsung dengan lancar dan terjadi diskusi yang menarik serta komunikatif antara pemateri dengan para peserta seminar yang meliputi Dosen PGMI, akademisi, dan praktisi (guru) baik MI maupun SD dari berbagai wilayah. Inti sari yang dapat diambil dari materi yang disampaikan oleh pemateri adalah komponen AKM terdiri dari tiga bagian (literasii-numerasi, survei karakter, dan survey lingkungan belajar), AKM dilakukan untuk mengevaluasi sistem pendidikan secara komprehensif, serta AKM tidak hanya dilakukan pada siswa kelas 6, 9, dan 12, melainkan sampel dari siswa, guru, dan kepala sekolah.
Asesmen nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Namun asesmen nasional menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem. Asesmen nasional akan mengasilkan potret yang lebih utuh tentang kualitas hasil belajar serta proses pembelajaran di sekolah. Laporan hasil asesmen nasional akan dirancang untuk menjadi cermin atau umpan balik yang berguna bagi sekolah dan dinas pendidikan dalam proses evaluasi diri dan perencanaan program (Nur Ni’matul Khasanah, M.Pd).