Melanjutkan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum Berbasis Cinta bersama Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKGMI) Pringsurat, Kabupaten Temanggung, hari kedua diisi dengan praktik langsung pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Para guru MI dibimbing untuk menginsersikan pembelajaran mendalam (deep learning) dan Kurikulum Berbasis Cinta dalam proses perancangan pembelajaran.
Dalam sesi tersebut, Setiorini Rahma Safitri, M.Pd. (Bu Pipit) memberikan pelatihan praktis tentang pemanfaatan aplikasi Canva untuk mempercantik tampilan RPP. Ia menegaskan bahwa guru perlu memiliki kepekaan estetika dalam menyiapkan perangkat ajar yang menarik dan ramah anak.
“Guru masa kini tidak cukup hanya kreatif dalam isi pembelajaran, tetapi juga harus mampu menyajikan pembelajaran yang indah, menyenangkan, dan penuh cinta,” ujar Bu Pipit saat mendemonstrasikan desain RPP interaktif.
Sementara itu, Dr. Fatkhur Rozi (Dr. Ozi) menjelaskan secara rinci tahapan penyusunan RPP Kurikulum Merdeka — mulai dari penentuan identitas, perumusan capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran, hingga pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung efisiensi kerja guru.
“AI dapat membantu mempercepat proses perancangan, tetapi guru tetap menjadi aktor utama yang memahami konteks, karakter, dan nilai yang ingin ditanamkan kepada peserta didik,” tegas Dr. Ozi dalam penjelasannya.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa PGMI UIN Salatiga yang berperan aktif sebagai asisten. Mereka mendampingi guru-guru dalam praktik digitalisasi RPP, mendemonstrasikan penggunaan Canva, serta berdiskusi tentang penerapan nilai cinta dalam pembelajaran madrasah. Kolaborasi ini menjadi bentuk nyata sinergi antara pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bingkai tridharma perguruan tinggi.
Para guru peserta Bimtek menyambut kegiatan ini dengan antusias. Mereka merasa terbantu dan terinspirasi untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih humanis, reflektif, dan sarat nilai-nilai spiritual.
“Kami merasa dikuatkan dengan pendekatan Kurikulum Berbasis Cinta ini. Ternyata pembelajaran bisa lebih bermakna ketika dilakukan dengan kasih sayang,” ungkap salah satu peserta guru MI Pringsurat.
Melalui kegiatan ini, PGMI UIN Salatiga berharap semangat Kurikulum Berbasis Cinta dapat terus menyebar ke berbagai madrasah di Indonesia. Kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan guru madrasah diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga hangat secara emosional dan bermakna secara spiritual — sejalan dengan visi UIN Salatiga menjadi pusat unggulan moderasi Islam, kepeloporan sains, teknologi, dan seni untuk keluhuran martabat kemanusiaan pada tahun 2045.




