Perkuat Implementasi MBKM, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab FTIK UIN Salatiga Lakukan Benchmarking ke UPI Bandung

| | 0 Comments| 10:04 pm|
Categories:

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri Salatiga, bersama jajaran pimpinan fakultas melakukan kegiatan benchmarking ke Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada Selasa, 7 Mei 2024. Kegiatan ini diikuti oleh Dekan, Wakil Dekan, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, para Ketua Program Studi, serta 33 dosen FTIK, sebagai bagian dari upaya memperkuat implementasi kebijakan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan Program Studi PBA.

Dekan FTIK UIN Salatiga, Prof. Dr. Mansur, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan memperoleh wawasan praktik baik dalam penyelenggaraan program MBKM. “Kedatangan kami ke FIP UPI Bandung adalah untuk belajar dan berbagi praktik terbaik, khususnya mengenai bagaimana implementasi MBKM dijalankan secara konkret. Kami berharap Program Studi PBA dapat lebih kokoh dalam mengadopsi dan mengembangkan skema MBKM secara mandiri,” ungkap Prof. Mansur.

Rombongan FTIK UIN Salatiga disambut langsung oleh Dekan FIP UPI, Prof. Dr. Rudi Susilana, M.Si., yang menyambut dengan penuh antusiasme. “Kami senang menerima kunjungan dari sahabat-sahabat FTIK UIN Salatiga. Semoga diskusi hari ini membawa manfaat besar untuk pengembangan pendidikan di kedua institusi,” ujarnya.

Sesi utama kegiatan benchmarking diisi dengan pemaparan materi oleh Dr. Nandang Budiman, Wakil Dekan Bidang Akademik FIP UPI Bandung. Dalam penjelasannya, beliau menguraikan bahwa UPI telah melaksanakan dua jenis program MBKM: program MBKM yang difasilitasi oleh Kemendikbud serta program MBKM mandiri yang dikembangkan oleh fakultas dan program studi. “Untuk mewujudkan MBKM yang adaptif, kami melakukan penyesuaian kurikulum terutama pada mata kuliah pengembangan. Sementara mata kuliah inti tetap dipertahankan sebagaimana standar nasional,” jelasnya.

Dr. Nandang juga menjelaskan bahwa MBKM memberi keleluasaan kepada mahasiswa untuk menjalani pengalaman belajar yang lebih fleksibel dan bermakna. Kegiatan KKN dapat dikonversi menjadi program pengabdian masyarakat, dan PPL (praktik mengajar) bisa diberi bobot hingga 20 SKS. “Mahasiswa diberikan kesempatan menempuh kuliah teori pada semester 1–5, sementara semester 6–7 digunakan untuk kegiatan MBKM sesuai minat dan kebutuhan mereka, termasuk bimbingan penulisan artikel jurnal ilmiah sebagai alternatif tugas akhir skripsi,” terangnya.

Kegiatan benchmarking ini juga menjadi momen penting dalam memperkuat sinergi antara kedua lembaga. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama MBKM antara FTIK UIN Salatiga dan FIP UPI Bandung turut dilaksanakan sebagai wujud konkret kolaborasi akademik lintas kampus.

Dengan kegiatan ini, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab FTIK UIN Salatiga diharapkan mampu menerapkan MBKM secara lebih efektif dan relevan, sejalan dengan visi pendidikan tinggi yang inklusif, adaptif, dan berbasis luaran. Benchmarking ini juga membuka peluang kerja sama yang lebih luas dalam pengembangan kurikulum, pertukaran pelajar dan dosen, serta riset kolaboratif di masa depan.