


Semarang – Sebanyak 58 guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kabupaten Semarang mengikuti kegiatan In House Training (IHT) Penguatan Madrasah Inklusi pada Rabu, 23 Juli 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Tuntang, Jawa Tengah.
Dalam kegiatan tersebut, hadir sebagai narasumber utama Dr. Lilik Sriyanti, M.Si (Dosen BKPI UIN Salatiga dan Pendiri Talenta Kids Salatiga) yang menyampaikan materi tentang pengalaman praktis pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di sekolah. Peserta mendapatkan wawasan langsung mengenai strategi menghadapi berbagai karakteristik ABK serta model layanan yang efektif di madrasah.
Materi berikutnya disampaikan oleh Dr. Wahidin, M.Pd (Ketua Program Studi BKPI UIN Salatiga) yang memaparkan konsep pendidikan inklusi serta teknik identifikasi dan asesmen ABK di sekolah. Dalam pemaparannya, Dr. Wahidin menekankan pentingnya pemahaman guru dalam mengenali kebutuhan individual siswa agar pembelajaran dapat berlangsung optimal dan berkeadilan.
Selain itu, hadir pula Fakhrudin Karmani (Ketua PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah) yang memberikan materi mengenai kebijakan sekolah inklusi di madrasah. B
eliau menyampaikan bahwa LP Ma’arif NU Jawa Tengah mendukung penuh penguatan madrasah inklusi agar madrasah mampu menjadi lembaga pendidikan yang ramah dan menjangkau semua anak tanpa diskriminasi.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Forum Komunikasi Madrasah Inklusi Kabupaten Semarang, Supriyadi, yang menyampaikan apresiasinya kepada MI Tarbiyatul Aulad Jombor atas prakarsa penyelenggaraan IHT ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini penting untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mewujudkan pendidikan inklusif di Kabupaten Semarang.
IHT ini merupakan hasil kerja sama antara MI Tarbiyatul Aulad Jombor dengan Program Studi BKPI UIN Salatiga. Kepala MI Tarbiyatul Aulad Jombor menyampaikan bahwa melalui pelatihan ini, pihak madrasah berharap seluruh guru dapat mengimplementasikan pendidikan inklusi dengan baik di masing-masing satuan pendidikan mereka.
