Pada Selasa, 11 Maret 2024, lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari konselor, dosen, mahasiswa, hingga pemerhati kesehatan mental dari seluruh penjuru Indonesia, berkumpul dalam acara Tadabur Ilmu Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Ramadhan 1446H yang diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom. Acara ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang potensi dan perkembangan bimbingan serta konseling dalam konteks digital.
Sebagai narasumber utama, Abi Fa’izzarahman Prabawa, M.Pd., seorang dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) di UIN Salatiga, menyampaikan wawasan berharga mengenai “Strategi, Etika, dan Efektivitas Konseling Online”. Dalam materi yang dipaparkannya, Abi Fa’izzarahman menjelaskan bagaimana konseling digital, baik melalui mode sinkron seperti video konferensi dan WhatsApp, maupun asinkron melalui email dan platform lainnya, dapat menjadi alternatif yang efektif dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. Beliau juga menyampaikan, “Konseling online tidak hanya menjadi alternatif, tetapi sudah menjadi kebutuhan di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, yang memungkinkan konselor menjangkau klien di berbagai penjuru dunia, kapan saja dan di mana saja.”
Selain itu, beliau menggarisbawahi pentingnya menjaga aspek etika, kerahasiaan, dan kompetensi dalam konseling digital untuk memastikan kualitas layanan. “Sebagai konselor digital, kita harus selalu menjaga kerahasiaan informasi yang dibagikan oleh klien, serta memastikan bahwa kita memiliki keterampilan yang cukup dalam mengelola teknologi yang digunakan dalam proses konseling,” tegasnya.
Konseling digital yang semakin berkembang memanfaatkan berbagai teknologi, termasuk AR (Augmented Reality), VR (Virtual Reality), dan kecerdasan buatan (AI), yang diprediksi akan semakin mempengaruhi peran konselor di masa depan. “Masa depan konseling digital akan semakin melibatkan teknologi canggih seperti AR dan VR, yang memungkinkan klien dan konselor berinteraksi dalam lingkungan yang lebih imersif dan mendalam,” tambahnya.
Eksplorasi Kombinasi AI, Postmodernisme, Nilai Spiritual, dan Kearifan Lokal
Sebagai bagian dari perkembangan masa depan, Abi Fa’izzarahman juga membahas pentingnya mengeksplorasi cara untuk menggabungkan Kecerdasan Buatan (AI), Postmodernisme, Nilai Spiritual, dan Kearifan Lokal dalam konteks konseling digital. Beliau menekankan bahwa kombinasi ini akan sangat relevan dalam menciptakan layanan konseling yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang beragam.
“Teknologi seperti AI, dengan kemampuannya untuk memproses data besar dan memberikan solusi cepat, perlu dipadukan dengan nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal yang bersifat kontekstual dan mendalam. Ini penting untuk memastikan bahwa layanan konseling tidak hanya berbasis pada teori psikologi universal, tetapi juga menghormati budaya dan tradisi yang membentuk identitas individu,” ungkap Abi Fa’izzarahman.
Postmodernisme, yang sering menantang narasi besar dan struktur yang ada, mendorong kita untuk berpikir lebih terbuka dan plural dalam menyikapi permasalahan kehidupan. Menggabungkannya dengan nilai spiritual, yang memberikan kedalaman dan makna pada pengalaman hidup, akan menciptakan konseling yang tidak hanya memecahkan masalah, tetapi juga membantu klien menemukan tujuan hidup yang lebih bermakna. Abi Fa’izzarahman menambahkan, “Di masa depan, kombinasi teknologi canggih dengan nilai-nilai ini akan menciptakan konseling yang lebih efektif, personal, dan berbasis pada empati.”
Dengan demikian, eksplorasi terhadap cara-cara menggabungkan AI, Postmodernisme, Nilai Spiritual, dan Kearifan Lokal menjadi langkah penting dalam menghadapi perubahan yang terjadi di dunia digital. Melalui pendekatan ini, kita dapat membangun layanan konseling yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman, sekaligus lebih sensitif terhadap keanekaragaman budaya dan kebutuhan emosional setiap individu.
Dalam sesi diskusi yang dipandu oleh Farid Imam Kholidin, M.Pd. dari IAIN Kerinci, peserta dibekali dengan pemahaman tentang pentingnya inovasi dalam pengembangan layanan konseling yang berbasis pada teknologi digital serta implementasinya dalam konteks keagamaan dan pendidikan Islam. Sebagai penutup, acara ini diharapkan dapat membuka wawasan baru dan menjadi inspirasi dalam meningkatkan kualitas bimbingan dan konseling, dengan menjawab tantangan zaman yang semakin digital.