Salatiga – (7 Maret 2025), Divisi IBKPI sukses menggelar kegiatan Tadabbur Ilmu BKPI dengan tuan rumah Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) UIN Salatiga. Acara ini menghadirkan dua pakar dalam bidang pendidikan inklusi dan bimbingan konseling, yakni Dr. Beni Azwar, M.Pd., Kons (Dosen BKPI IAIN Curup) dan Dr. Lilik Sriyanti, M.Si (Dosen BKPI UIN Salatiga). Dalam kesempatan tersebut yang didapuk sebagai moderator adalah Dr. Muhamad Rozikan, M.Pd dosen BKPI UIN Salatiga.
Dalam pemaparannya, Dr. Beni Azwar membahas konsep dasar Bimbingan dan Konseling (BK) dalam pendidikan inklusi. Beliau menegaskan bahwa dasar hukum pendidikan inklusi di Indonesia bersumber dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Pasal 5 Ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang sama di setiap jenjang tanpa diskriminasi. Sementara itu, Pasal 32 Ayat (1) mengamanatkan bahwa pendidikan di Indonesia harus memberikan kesempatan yang setara bagi semua warga negara, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Selain landasan hukum, Dr. Beni juga mengulas dasar pelaksanaan pendidikan inklusi dari perspektif agama, psikologi, dan disiplin ilmu lainnya. Beliau menekankan bahwa peran guru BK sangat penting dalam mendukung dan membantu ABK dalam sistem pendidikan inklusi.
Selanjutnya, Dr. Lilik Sriyanti, M.Si menyampaikan strategi BK dalam menangani ABK di sekolah. Dalam paparannya, beliau menjelaskan beberapa langkah strategis yang harus dipersiapkan oleh guru BK dalam membantu ABK, antara lain penyediaan sarana pendukung, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pemenuhan sarana dan prasarana yang inklusif, serta penyusunan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan ABK. Dr. Lilik yang juga merupakan pendiri Talante Kids Salatiga, sekolah yang fokus melayani anak berkebutuhan khusus, memberikan wawasan mendalam mengenai pendekatan praktis dalam menangani ABK dengan berbagai ragam kebutuhan.
Kegiatan Tadabbur Ilmu BKPI ini memberikan wawasan yang luas bagi peserta, khususnya dalam memahami peran guru BK dalam pendidikan inklusi. Dengan adanya forum seperti ini, diharapkan para pendidik dan praktisi BK dapat terus meningkatkan kompetensinya dalam menangani ABK secara efektif dan inklusif.