Cybercounseling: Inovasi Digital Layanan Healing

Selasa (30/7/2024), tim pengabdian kepada masyarakat program studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam UIN Salatiga mengadakan pelatihan cybercounseling. Kegiatan ini diikuti oleh 39 guru BK/konselor sekolah yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMK di Kab. Semarang. SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa terpilih sebagai tempat pelatihan yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 – 12.30 WIB. Kegiatan pengabdian ini mengusung tajuk “Penajaman Keterampilan Konseling di Era Digital Melalui Pelatihan Cybercounseling bagi Komunitas MGBK SMK di Kabupaten Semarang”. 

Pelatihan cybercounseling menjadi agenda yang mendesak untuk menjawab perkembangan teknologi. Guru BK/konselor SMK perlu bergerak dinamis dan adaptif dalam memberikan pelayanan konseling di Abad-21. “Cybercounseling menjadi strategi yang tepat untuk diimplementasikan dalam upaya memberikan pelayanan prima dan optimal kepada peserta didik. Oleh karena itu, pertemuan MGBK ini bukan hanya wadah untuk bersilaturahmi tetapi juga upaya tholabul ilmi ” ujar Eti Roesana, S. Psi., selaku Ketua MBGK SMK Kabupaten Semarang dalam sambutannya. 

Kegiatan pelatihan dibuka oleh Kepala SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa, Bambang Gunaryo, M.Pd. Setelah rangkaian acara pembukaan berakhir, Ervita Diana Sari selaku Master of Ceremony kemudian menyerahkan kegiatan kepada moderator. Eni Rindi Antika, S.Pd., M.Pd. sebagai moderator dalam pelatihan ini memandu kegiatan inti dengan mengajak peserta menggaungkan jargon “Konselor SMK, Bisa! Cybercounseling, Amazing!

Sebelum mendiskusikan materi inti, peserta diminta untuk mengerjakan pre-test dengan maksud untuk mengukur pemahaman awal terkait cybercounseling. Sebagai upaya untuk membangun keakraban dan meningkatkan kehangatan, moderator juga mengajak peserta memberikan apresiasi dengan “tepuk love”. Melalui kegiatan apersepsi, dapat diketahui bahwa guru BK/konselor SMK pada dasarnya sudah cukup familiar dengan istilah cybercounseling. Namun demikian, mereka juga menyangsikan praktik yang dilakukan selama ini apakah sudah memadai atau justru sebaliknya.

Materi inti terkait cybercounseling disampaikan secara gamblang oleh Abi Fa’izzarahman Prabawa, S.Pd., M.Pd. “Cybercounseling menjadi angin segar bagi para generasi milenial yang sudah akrab dengan teknologi untuk menikmati layanan kesehatan mental dengan nuansa baru. Guru BK/konselor SMK juga memperoleh kemudahan dalam segi efisiensi dan efektivitas layanan sebagai upaya membantu menyelesaikan permasalah siswa. Harapannya, cybercounseling mampu menjadi layanan kesehatan mental yang adaptif di era digital”, tutur Abi dalam paparan materinya.

Cybercounseling disimulasikan oleh Nova Setyawan, S.Pd. sebagai konselor, Sherin Aulia Rahma sebagai konseli, dan Bayu Aji Indra Purnama sebagai operator sistemnya. Simulasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan model bagi peserta bagaimana cybercounseling melalui video conference berbantuan aplikasi zoom cloud meeting dapat diaplikasikan. Selama proses simulasi, peserta diminta untuk menyimak dan melakukan pengamatan berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan. Kegiatan simulasi kemudian ditutup dengan proses refleksi dengan dipandu oleh moderator dan pemateri utama.

Peserta selanjutnya didampingi untuk melakukan peer counseling. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar peserta lebih terampil dalam mengaplikasikan cybercounseling. Melalui kegiatan bimbingan tersupervisi, peserta dapat mempraktikkan cybercounseling sesuai dengan konsep dan prosedur aplikasinya. Skenario pelatihan yang didesain untuk melibatkan peserta secara langsung terbukti efektif untuk meningkatkan antusiasme peserta. Hal ini dibuktikan dengan kobaran semangat para peserta dalam sesi diskusi dan refleksi.

Menuju penghujung kegiatan, peserta diminta untuk mengisi post-test guna mengukur penguasaan materi pasca pelatihan dilakukan. Panitia juga meminta peserta untuk mengisi instrumen evaluasi sekaligus menyampaikannya secara oral terkait dengan pengalaman belajar yang didapatkan, hingga pesan dan kesan selama mengikuti kegiatan. Sebagai bentuk penghargaan, tim pengabdian juga telah menyiapkan “cybercounseling training award” untuk memberikan doorprize kepada lima peserta terbaik.

Abi Fa’izzarahman Prabawa, S.Pd., M.Pd. menuturkan harapannya agar peserta pelatihan dapat menjadi agen perubahan yang mampu lebih responsif dalam upaya meningkat kualitas layanan konseling. Sehingga, selain dapat merangkul generasi milenial, guru BK/konselor SMK juga dapat menggebrak dunia pendidikan. Lebih lanjut Bambang Gunaryo, M.Pd. menegaskan “kegiatan ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih dalam upaya meningkatkan program pemerintah di lembaga pendidikan dan saya harap Bapak Ibu guru BK/konselor SMK senantiasa meningkatkan profesionalitas secara berkelanjutan”.